Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok, Aher, dan Gubernur Sultra Pamer Insentif PNS

Kompas.com - 10/11/2015, 14:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, pamer pemberian insentif bagi para pegawai di daerahnya masing-masing.

Mereka saling beradu telah memberi gaji hingga puluhan juta kepada para pegawai negeri sipil (PNS). 

Basuki contohnya. Ia mengatakan, gaji pejabat eselon II bisa mencapai Rp 80 juta tiap bulannya.

Anggaran itu diambil dari penghematan pembelian barang dan jasa melalui e-katalog.

"Dengan e-katalog, kami bisa hemat banyak anggaran dan kami bisa kasih insentif di DKI Jakarta Rp 80 juta per bulan untuk (pejabat) eselon II. Makanya kami mau semuanya beli barang pakai e-katalog," kata Basuki saat menghadiri Rakernas LPSE, di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (10/11/2015). 

Banyak peserta yang terlihat terkejut ketika mendengar Basuki mengalokasikan anggaran hingga Rp 18 triliun untuk gaji pegawai.

"Bagaimana cara saya menghematnya? Gampang, ada pegawai malas langsung pecat saja. Kira-kira 40 persen pegawai mau saya hilangkan," kata Basuki.

Tak mau kalah dengan Basuki, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga ikut memamerkan insentif bagi PNS di Provinsi Jawa Barat.

Tiap bulannya, Pemprov Jawa Barat bisa mengalokasikan gaji sebesar Rp 25 juta bagi tiap pegawai.

Pria yang akrab disapa Aher itu mengatakan, pemberian insentif sudah dilakukan sejak tahun 2008 atau lebih dulu dibandingkan Pemprov DKI Jakarta.  

Sementara Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam mengaku sanggup memberikan insentif Rp 20 juta per bulan untuk pejabat eselon II. 

"Saya juga mau pamer, bisa memberi insentif bagi (pejabat) eselon II Rp 20 juta per bulan. Meski APBD kami kecil, cuma Rp 2 triliun, enggak seperti (APBD) DKI dan Jawa Barat yang sampai puluhan triliun. Bahkan waktu awal saya jadi Gubernur, APBD saya cuma Rp 700 miliar," kata Nur Alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Megapolitan
Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com