Mereka menyebutkan bahwa pemotongan itu untuk cicilan kredit telepon seluler yang tidak terdebit selama beberapa hari.
"Memang sempat ada masalah di sistem sehingga cicilan handphone yang seharusnya per hari jadi tidak terpotong. Saat sistemnya benar, ada pemotongan selama beberapa hari," kata Vice Presiden Bidang Operasi PT Go-Jek Indonesia, Tadeus Nugraha, di kantornya, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2015).
Tadeus menyatakan, pihaknya sudah menyosialisasikan masalah tersebut pada semua pengemudi.
"Makanya, kalau sampai ada yang tidak tahu, kami heran juga," ujar dia.
Menurut Tadeus, potongan Rp 40.000 bukanlah satu-satunya besaran potongan yang mereka berlakukan. Sebab, besaran potongan bervariasi, sesuai jenis ponsel yang dimiliki pengemudi.
Ia menyebutkan bahwa potongan terkecil cicilan ponsel untuk pengemudi sebesar Rp 7.000, sedangkan yang terbesar Rp 14.000.
Adapun ponsel yang digunakan pengemudi Go-Jek bermerek Huawei dan ZTE.
"Jenis ponsel kami kasih pilihan, dan terserah driver mau milih yang mana. Kalau Rp 40.000, itu untuk handphone yang cicilan per harinya Rp 8.000. Jadi, Rp 40.000 itu untuk cicilan lima hari kemarin yang belum sempat terpotong," kata Tadeus.
Sebelumnya, belasan pengemudi Go-Jek mengadakan aksi unjuk rasa di Kantor PT Go-Jek Indonesia.
Aksi ini dilatarbelakangi adanya kebijakan pemotongan sebesar Rp 40.000 terhadap honor pengemudi.
Pengemudi menuding, pemotongan dilakukan untuk biaya seragam dan atribut. Mereka menyebut bahwa tindakan itu tidak sesuai dengan perjanjian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.