Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Catatan Positif dan Negatif Kepemimpinan Ahok Menurut Triwisaksana

Kompas.com - 19/11/2015, 15:14 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana memberi skor 5 untuk skala 1-10 untuk kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama setahun.

"Saya memberi angka 5 karena ada tiga hal yang positif dari kepemimpinan Pak Ahok dan ada tiga hal negatif juga," ujar pria yang biasa disapa Sani itu di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (19/11/2015).

Ia lantas mengungkapkan tiga hal positif terkait kepemimpinan Basuki. Pertama, mekanisme penyusunan anggaran Pemprov DKI yang menggunakan sistem e-budgeting.

Menurut Sani, penyusunan anggaran melalui sistem e-budgeting tersebut sudah transparan dan akuntabel. (Baca: Setahun Jabat Gubernur, Ahok Merasa Diuntungkan Jokowi)

Kedua, terobosan yang dilakukan Basuki terkait proses perizinan dengan membentuk pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang memudahkan masyarakat.

Ketiga, langkah Basuki dalam menjamin kesejahteraan masyarakat dengan pembagian kartu-kartu, seperti Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat, dan juga Kartu E-Natura yang masih direncanakan.

Meskipun demikian, Sani juga mencatat tiga hal negatif dalam kepemimpinan Basuki yang menurut dia harus diperbaiki.

Hal yang perlu diperbaiki

Pertama, Basuki diminta untuk bisa memperbaiki citra Jakarta yang lekat dengan kemacetan. (Baca: Setahun Jadi Gubernur, Ahok Akui Layanan Transportasi Buruk)

"Saya kira itu jadi catatan penting karena secara real di jalanan juga tambah ruwet dan solusinya juga belum kelihatan. Memang ada wacana LRT, ERP, tetapi belum ada yang matang planing-nya," ujar Sani.

Kedua, mengenai roda pembangunan yang menurut Sani belum maksimal. Hal ini tecermin dari penyerapan anggaran DKI Jakarta yang masih rendah.

Ketiga, Sani mengingatkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang memberi catatan kurang baik terhadap mekanisme pengelolaan keuangan Pemprov DKI.

"Pengelolaan keuangan menurut audit BPK Jakarta, kita punya indikasi kerugian Rp 1,5 triliun. Itu enggak lebih baik dari periode sebelumnya dan akhirnya memberikan predikat WDP (wajar dengan pengecualian)," ujar Sani.

"Jadi, secara umum, seimbanglah poinnya, makanya saya kasih nilai lima," kata dia.

Kamis, 19 November 2015, tepat satu tahun Basuki Tjahaja Purnama memimpin DKI Jakarta. Pria yang dikenal dengan nama Ahok itu merupakan gubernur pertama yang dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka.

(Baca: Satu Tahun Pemerintahan Basuki, Apresiasi di Tengah Kontroversi)

Pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI melalui keputusan presiden (keppres). Keputusan terbit setelah DPRD DKI menyelenggarakan paripurna istimewa pengumuman Ahok menjadi Gubernur DKI pada Jumat (14/11/2014) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com