JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan angkutan umum ngetem sembarangan di kolong fly over di luar Terminal Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur nyaris terjadi hampir setiap hari.
Tak jarang, para sopir mengetem hampir menutupi separuh jalan.
Seperti yang terjadi pada Selasa (24/11/2015) sore, di Jalan Abdullah Syafei, wilayah Kampung Melayu, Jatinegara arah Tebet. Lebih dari puluhan angkot, khususnya mikrolet 44 jurusan Jatinegara-Karet terlihat mangkal di jalan.
Tak hanya bahu jalan yang diambil, sejumlah angkutan ini juga mangkal di atas trotoar. Akibatnya, macet kadang menjerat pengguna jalan lain. Namun ironisnya, meski mangkal ngetem sembarangan, tak ada penindakan yang dilakukan aparat berwenang.
Padahal pelanggaran tersebut dilaporkan terjadi hampir setiap hari. Selidik punya selidik, puluhan sopir tersebut ternyata mengaku menyetor ke timer dan oknum ormas daerah.
Bahkan, setoran itu juga sampai kepada oknum petugas. Adalah R (40), sopir angkot yang mengungkapkan hal ini. R mengaku, tiap hari ia mesti harus menyetor Rp 22.000 kepada timer yang menjaga di jalan tersebut.
Menurut R, setoran itu nantinya akan diteruskan kepada oknum aparat. "Itu buat uang koordinasi. Katanya nanti buat setor juga sama oknum (aparat)," kata R, saat ditemui, Selasa sore.
Yang R tahu, praktik pungli terhadap sopir ini disebutnya sudah berlangsung selama dua tahun. Kalau tidak setor ke timer, maka sopir-sopir angkot yang mangkal bakal kena incaran tilang aparat.
"Kalau enggak nanti diisengin. Pertama SIM diambil (tilang), nanti STNK, terus karena surat-surat enggak ada dikandangin," ujar R.
Sopir hanya bisa patuh. Karena kalau tidak, timer yang menerima setoran bakal mengadukan sopir yang tidak bayar ke aparat.
"Saya lagi makan Bang, mobil saya main diderek. Padahal yang lain juga sama (ngetem)," cerita sopir lain yang mengaku pernah tidak menyetor ke timer.
Para sopir mengaku, mereka memilih mangkal di sisi barat luar terminal itu karena Terminal Kampung Melayu sudah tak memungkinkan dari sisi kapasitas. Sehingga mereka memilih mangkal di Jl KH Abdullah Syafei.
Tak hanya mikrolet 44, Kopaja T502 dan Mikrolet M02 juga kerap mangkal di kolong flyover Kampung Melayu arah Jalan Jatinegara Barat.
Disinyalir, banyaknya angkutan yang ngetem di luar terminal karena mereka sudah membayar uang ke petugas timer.
Bukan Jaminan
Namun, R mengatakan, meski menyetor, kadang jika ada razia besar maka mereka tak dapat luput.
Kadang para timer juga tak berkutik kalau sudah terjadi demikian. "Kadang mereka enggak bisa buat apa-apa. Mobil kalau ditilang atau dikandangin tetap kita ngurus sendiri," ujar R.
R menyebut angkot yang disopiri temannya ada yang masih dikandangkan di tempat penitipan mobil hasil razia di Rawabuaya. Sudah empat hari angkot temannya itu masih ditahan. Namun, timer dan ormas yang menerima setoran tak dapat mengurus bebas.
Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Timur, Bernard Octavianus Pasaribu saat dikonfirmasi akan mengecek hal tersebut. Ia menyatakan akan menerapkan sanksi tegas bagi anak buahnya bila ketahuan melakukan pungli.
"Kalau benar ada langsung saya pecat," ujar Bernard.
Jajarannya berjanji akan melakukan penertiban terhadap angkot-angkot yang ngetem sembarangan itu. "Besok kita tertibkan yang ngetem di luar terminal. Biar tahu siapa yang masih bermain,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.