Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Perencanaan Perombakan Jabatan Belum Matang dan Gegabah

Kompas.com - 27/11/2015, 17:53 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat mengatakan ada perencanaan yang belum selesai terkait pelantikan hari ini, Jumat (27/11/2015).

Sebab, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama merasa tidak dapat informasi mengenai pelantikan PNS dari unsur kecamatan dan kelurahan hari ini.

"Ini berarti perencanaan perombakan jabatan belum matang dan gegabah. Kita minta supaya jangan ada penyusupan. Lurah dan camat biar stay dulu supaya dia konsentrasi kerja," ujar Djarot di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (27/11/2015).

Namun, Djarot tidak ingin begitu saja menyalahkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Djarot menduga ketidaksiapan ini karena waktu yang sedikit.

Namun Djarot menekankan pelantikan saat ini sudah tidak boleh lagi seperti pelantikan yang lalu. Setiap PNS harus mengetahui posisi apa yang akan mereka jabat setelah pelantikan.

Djarot mengatakan saat ini Gubernur mungkin bisa memanggil satu per satu daftar PNS yang akan dilantik dan disesuaikan dengan data miliknya.

Namun, hal itu tidak mungkin dilakukan jika nanti ada pelantikan besar yang diikuti ribuan PNS. Oleh karena itu, dia berharap pelantikan berikutnya akan lebih siap dari hari ini.

"Sekarang kalau mau jujur, persoalannya saat pelantikannya itu sampai ratusan bahkan ribuan, maka butuh perencanaan yang matang betul. Dan ketika dapat undangan pelantikan, maka dia harus tahu akan dilantik sebagai apa. Selama ini, itu yang kurang," ujar Djarot.

Terkait gaya Ahok (sapaan Basuki) yang marah-marah saat pelantikan, Djarot mengaku tidak mempermasalahkan itu. Menurut dia, lebih baik seperti ini daripada ada masalah di kemudian hari akibat pelantikan ini.

"Jadi enggak apa-apa daripada mengacau di belakang kan," ujar dia.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengawali pelantikan pejabat dengan marah-marah, Jumat (27/11/2015) sore.

Pasalnya, ia melihat banyak orang berseragam atau pakaian dinas upacara (PDU) berwarna putih. Mereka dari unsur kelurahan dan kecamatan.

Sebelum masuk ke lokasi pelantikan di Balai Agung, Basuki sempat berdiskusi panjang dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Agus Suradika.

Tiga menit berselang, Basuki masuk ke dalam Balai Agung dan ia membatalkan pelantikan lurah dan camat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com