Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2015, 14:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Dinas Tata Air Tri Djoko Sri Margianto mengaku memiliki cara pandang berbeda dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dalam menanggulangi banjir.

Perbedaan pandangan ini lah yang melatarbelakangi keputusan Tri untuk mengundurkan diri dari jabatannnya. (Baca: Kuliah Singkat Ahok untuk Kepala Dinas Tata Air DKI yang Baru)

"Kalau pola pandangnya beda, ya sudahlah, buat apa lagi. Toh saya juga sudah waktunya (pensiun), ngapain lagi capek-capek," ujar Tri setelah mengikuti pelantikan Kepala Dinas Tata Air yang baru di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (3/12/2015).

Menurut Tri, Basuki cenderung menganggap penanggulangan banjir sebagai persoalan mudah. Padahal, kata Tri, banyak permasalahan di lapangan yang dihadapi Dinas Tata Air sehingga instansi yang pernah dipimpinnya itu kurang maksimal dalam menanggulangi banjir.

"Banyak hal yang menjadi kendala. Pak Ahok mungkin melihatnya simpel, tetapi kenyataan di lapangan enggak. Kalau sudah beda cara pandang memang diskusinya lain," ujar dia.

"Seolah-olah kita tidak menjalankan perintah, padahal banyak kendala lapangan," kata dia lagi. (Baca: Kadis Tata Air yang Baru Ingin Puaskan Ahok)

Tri kemudian mencontohkan permasalahan yang dialaminya selama hampir setengah tahun menjadi Kepala Dinas Tata Air.

Masalah pertama berkaitan dengan rencana pembangunan waduk di lahan kurang lebih 80 hektar di Kamal, Kalideres, Jakarta Barat.

Menurut Tri, lahan tersebut adalah jalur hijau sehingga akan melanggar undang-undang jika dibangun waduk.

"Jalur birunya hanya sepanjang jalan tol, ini kan tata Ruang. Kalau enggak, kita dianggap langgar Undang-undang, lho. Jadi kita tidak bisa bergerak," ucap Tri.

Masalah lainnnya terkait dengan pembangunan sodetan di Cengkareng Drain. "Sodetan di Cengkareng itu (rencanannya) dari zaman sebelum saya. Kemarin kita sudah mau ukur, ternyata trase-nya saja belum ada di Tata Ruang," tutur Tri.

Keluhan lainnya yang disampaikan Tri adalah penggunaan alat berat di Waduk Marunda. Menurut dia, penggunaan alat berat secara terus menerus tersebut tidak efektif.

Penggunaan alat berat dinilainya memperboros bahan bakar. "Misalnya kita harus buang airnya satu ember, tetapi pakai satu cangkir. Begitu cangkirnya penuh, ya sudah tidak ada fungsinya buat buang air," ujar dia.

Tri juga mengaku sempat memindahkan alat-alat tersebut ke lokasi lain dengan alasan efektivitas. (Baca: Kadis Tata Air Diganti, Apa Kabar Persiapan Musim Hujan di Jakarta? )

Salah satunya ke Waduk Ria Rio di Jakarta Timur. Menurut Tri, langkah yang dilakukannya ini membuahkan hasil yang baik.

"Jadi, skala prioritas. Jadi daripada ngeruk terus di situ, mending ngeruk di tempat lain," kata mantan Bupati Kepulauan Seribu ini.

Tri baru saja mengundurkan diri dari jabatannnya. Ia memutuskan untuk pensiun dini. (Baca: Kadis Tata Air: Kalau "Ngurusin" Bini Muda Nanti Dimarahi Istri...)

Adapun pejabat yang menggantikan posisinya adalah mantan Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Teguh Hendarwan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Usai Dievaluasi, Heru Budi Pastikan Serius Tangani Kemiskinan di Jakarta

Usai Dievaluasi, Heru Budi Pastikan Serius Tangani Kemiskinan di Jakarta

Megapolitan
Plaza Atrium Senen Dijual dan Berganti Manajemen, Pedagang Onderdil: Semoga Gedung Dirapikan

Plaza Atrium Senen Dijual dan Berganti Manajemen, Pedagang Onderdil: Semoga Gedung Dirapikan

Megapolitan
Polisi Segera Tetapkan Tersangka Kasus Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia

Polisi Segera Tetapkan Tersangka Kasus Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia

Megapolitan
Jasad Satpam Korban Kebakaran Panel Listrik di SMAN 6 Jakarta Langsung Dibawa ke Bogor

Jasad Satpam Korban Kebakaran Panel Listrik di SMAN 6 Jakarta Langsung Dibawa ke Bogor

Megapolitan
Saksi Ceritakan Detik-detik Satpam SMAN 6 Jakarta Pingsan hingga Meninggal Keracunan Asap APAR

Saksi Ceritakan Detik-detik Satpam SMAN 6 Jakarta Pingsan hingga Meninggal Keracunan Asap APAR

Megapolitan
Heru Budi Telusuri Laporan Ijazah Pelajar Sekolah Swasta Ditahan karena Biaya

Heru Budi Telusuri Laporan Ijazah Pelajar Sekolah Swasta Ditahan karena Biaya

Megapolitan
Seorang Anak di Bekasi Didiagnosis Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel

Seorang Anak di Bekasi Didiagnosis Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel

Megapolitan
Bocah 12 Tahun di Depok Tewas Usai Kemaluannya Diremas Pria Lansia

Bocah 12 Tahun di Depok Tewas Usai Kemaluannya Diremas Pria Lansia

Megapolitan
Pembacokan Pasutri di Warakas Salah Sasaran, Awalnya Geng 'North Side Warrior' Mau Balas Dendam

Pembacokan Pasutri di Warakas Salah Sasaran, Awalnya Geng "North Side Warrior" Mau Balas Dendam

Megapolitan
Fakta Sementara Kebakaran di SMAN 6 Jaksel: Dari Kronologi, Dugaan Penyebab, hingga Korban Jiwa

Fakta Sementara Kebakaran di SMAN 6 Jaksel: Dari Kronologi, Dugaan Penyebab, hingga Korban Jiwa

Megapolitan
Curhat Saat Didatangi Mendag Zulhas, Pedagang di Pasar Asemka: Aduh, Pak, Sepi Banget…

Curhat Saat Didatangi Mendag Zulhas, Pedagang di Pasar Asemka: Aduh, Pak, Sepi Banget…

Megapolitan
Tawuran Geng 'Tugustres' Vs 'Aliansi12' di Tangerang Tewaskan 1 Orang, 18 Remaja Ditangkap

Tawuran Geng "Tugustres" Vs "Aliansi12" di Tangerang Tewaskan 1 Orang, 18 Remaja Ditangkap

Megapolitan
Mendag Zulhas Sambangi Pasar Asemka, Dengar Curhatan Pedagang Aksesori hingga Kosmetik

Mendag Zulhas Sambangi Pasar Asemka, Dengar Curhatan Pedagang Aksesori hingga Kosmetik

Megapolitan
Bau Menyengat Masih Tercium di Ruang Panel yang Terbakar di SMAN 6 Jakarta

Bau Menyengat Masih Tercium di Ruang Panel yang Terbakar di SMAN 6 Jakarta

Megapolitan
Puslabfor Periksa HP dan Komputer Anak Pamen TNI AU yang Tewas di Lanud Halim

Puslabfor Periksa HP dan Komputer Anak Pamen TNI AU yang Tewas di Lanud Halim

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com