Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organda Nilai Kepemilikan Metromini Perlu Dibatasi

Kompas.com - 16/12/2015, 19:50 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menawarkan solusi lain apabila metromini tidak diintegrasikan dengan Transjakarta.

Menurut dia, lebih baik jika kepemilikan armada bus metromini dibatasi. (Baca: Ahok Ingin Segera Hapus Metromini dari Jakarta)

"Dilebur, punya kekuatan, jadi satu atau dua nama, di-clear-kan. Misalnya dibatasi, hanya dua yang boleh beroperasi, yang satu koperasi, yang satu PT murni," kata Shafruhan kepada Kompas.com, Rabu (16/12/2015).

Sampai saat ini, belum jelas siapa pengurus resmi PT Metromini. Meski berbentuk perseoran terbatas, sistem pengelolaan metromini seperti koperasi.

Bahkan, beberapa pengusaha mengaku sebagai pengurus resmi PT Metromini. Menurut Shafruhan, internal pengurus Metromini terbagi dalam kubu-kubu.

Atas dasar itu, Shafruhan menilai perlunya peleburan agar manajemen Metromini bisa lebih jelas. (Baca: Dishub Siapkan Sanksi Berlapis untuk Metromini)

Ia pun menilai perlu bagi manajemen Metromini ke depannya menentukan standar kelayakan dan standar pelayanan minimal (SPM), termasuk standar untuk sopir dan mekaniknya.

Organda tengah melakukan kajian kondisi operator bus sedang di Jakarta. Jika hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa Metromini tidak layak sebagai operator, maka manajemen Metromini harus mau dirombak.

Ia bahkan menilai izin operasional bus metromini layak dicabut jika manajemen menolak dirombak. (Baca: Metromini Kecelakaan Lagi, Organda Percepat Evaluasi)

"Kalau mereka enggak mau, cabut saja izin usahanya. Kalau hasil kajian, mereka sudah tidak layak, dibekukan. Kalau tidak mau gabung, berarti di luar bisnis angkutan umum, bisa ditindak tegas bila beroperasi," tutur Shafruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com