Malah, dia meminta pemilik metro mini untuk memasukkan bus-bus mereka ke dalam bengkel.
"Kami enggak bisa cegah demo. Daripada metromini demo enggak ngapa-ngapain, masukin busnya ke bengkel, beresin speedometer, rem," kata Andri, saat dihubungi wartawan, Senin (21/12/2015).
Kalau metromini-nya dibawa demo ke sini (Balai Kota), cuma didiemin di parkir di depan, malah kita derek nanti."
Seharusnya, lanjut dia, metromini mogok untuk tujuan baik. Yakni mogok karena memasukkan bus mereka ke bengkel.
Bukan justru mogok karena protes terhadap kesalahan yang mereka lakukan. Sebab, bus metro mini tetap akan dikandangkan meskipun ada aksi demo.
"Sekarang kami toleransi perut atau nyawa? Nyawa itu sudah tidak bisa ditoleransi lagi," kata mantan Camat Pulogadung itu.
Andri mengatakan sudah bertemu pemilik metromini. Bahkan, Andri mengaku pernah memediasi antara dua pimpinan PT MetroMini yang tengah berseteru, Nofrialdi dan TH Panjaitan.
Mereka berdua, kata Andri, sudah puluhan tahun mengelola metro mini. Namun, selalu terjadi perpecahan internal.
"Saya bilang, ngapain sih bapak-bapak ini berantem melulu? Mending jelasin tuh kontraknya, SK-nya juga enggak jelas."
"Gara-gara kepemilikan berantem melulu, (metromini) yang di lapangan jadi tidak terurus," kata Andri.
"Pokoknya sesering mereka demo dan mogok, sesering itu juga metro mini gue tertibin," tegas Andri.
Sebelumnya, para sopir metromini menggelar aksi mogok di sejumlah wilayah DKI Jakarta. Para sopir menyatakan, aksi tersebut merupakan bentuk protes karena banyaknya metromini yang dikandangkan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta.
Beberapa akhir belakangan ini, aksi ugal-ugalan sopir metro mini menyebabkan banyak nyawa melayang.
Mulai dari insiden antara bus metro mini B 80 dengan KRL di pelintasan Stasiun Angke. Insiden ini menyebabkan 18 penumpang metro mini meninggal dunia.
Kemudian nyawa seorang anak kecil yang hendak sekolah juga melayang akibat ulah sopir Metro Mini B 92, di Meruya Utara, Jakarta Barat. Sementara sang ibu yang mengantar anaknya menderita koma.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.