Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rugikan Operator Rp 500 Juta, Puluhan Pramudi Transjakarta Dipecat

Kompas.com - 22/12/2015, 11:10 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan pengemudi Transjakarta di bawah operator PT Jakarta Mega Trans, mogok operasi, Selasa (22/12/2015).

Puluhan sopir itu dilaporkan mogok karena diberhentikan oleh pihak perusahaan secara sepihak.

Kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan sopir itu muncul melalui surat keputusan dari direksi PT JMT.

Dalam surat disebutkan nama-nama sopir yang dilampirkan tidak diperkenankan untuk memasuki pool PT JMT di Terminal Rambutan. Sesuai keputusan direksi, para sopir itu telah di PHK.

Direktur Operasional PT JMT Jane Tambunan membenarkan mengenai kabar tersebut. Jane mengatakan, PHK ini dipicu masalah pemogokan para sopir Transjakarta JMT pada Juni 2015 lalu.

"Waktu itu tiga hari mereka mogok, kerugian kita hampir Rp 500 juta," kata Jane, saat dihubungi Kompas.com, Selasa pagi.

Jane mengatakan, pada 7 Desember sampai 18 Desember 2015, para sopir ini tidak masuk bekerja. Namun, Jane tidak menyebut jelas alasan para sopir tersebut mogok berhari-hari.

"Alasannya kayaknya yang enggak masuk akal gitu. Sebetulnya yang dituntut yang enggak-enggak aja."

"Mereka punya hak kita punya hak gitu aja kan. Tapi kita kan ada aturan perusahaan, kalau enggak puas silakan pergi," ujar Jane.

Meski demikian, PHK itu ditenggarai masalah tuntutan gaji 3,5 upah minimal provinsi (UMP) yang dituntut sopir.

"Kalau tiga setengah kali gaji kan nanti kontrak baru kan. Kalau kontrak lama ya kontrak lama. Nah mereka enggak mau," ujar Jane.

"Sedangkan kita baru dapat surat dari Tj (Transjakarta) November untuk penambahan kuota (bus)," tambahnya.

Jane mengaku tak tahu persis berapa pramudi yang diberhentikan. Namun, ada sekitar 50 lebih pramudi, dari total 150 pramudi yang bekerja di PT JMT.

"Ini hanya 50-an sepertiganya. Kita sudah biasa ngadepin sopir gitu," ujar Jane.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com