Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bidik Pengelola Klinik "Chiropractic"

Kompas.com - 13/01/2016, 06:10 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Polisi membidik pengelola klinik chiropractic terkait pelanggaran praktik kedokteran dalam kasus yang menewaskan Allya Siska Nadya (32).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti mengatakan, penyidik sudah bertemu dengan seluruh pihak terkait persoalan ini.

"Konstruksi pelanggarannya kami kembangkan. Bukan hanya kepada dokter yang menangani, melainkan juga kepada pengelola klinik chiropractic dan klinik kesehatan ilegal lain," kata Khrisna, Selasa (12/1/2016).

Khrisna menyatakan, Polda telah bertemu dengan Kementerian Kesehatan, Kejaksaan Tinggi DKI, ahli forensik, dokter yang menangani kematian Allya, orangtua korban, serta pengacara keluarga korban.

"Kami telah berkoordinasi, dari kecamatan, kota madya, dinas DKI, sampai kementerian, memeriksa mereka dalam BAP, untuk mengonstruksi pelanggaran yang akan disangkakan pada praktik chiropractic," kata Khrisna.

Menurut Khrisna, pelanggaran yang bakal dijeratkan di antaranya merujuk pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.

Pasal 64 undang-undang itu menyebutkan, setiap orang yang bukan tenaga kesehatan dilarang melakukan praktik seolah-olah sebagai tenaga kesehatan yang memiliki izin. Ancaman hukumannya lima tahun penjara.

Polda menyelidiki dua kasus terkait kematian Allya. Selain kasus dugaan malapraktik, juga terkait kasus klinik yang beroperasi tanpa izin.

Menyangkut kasus dugaan malapraktik, Khrisna menyebutkan, pihaknya telah mengantongi sejumlah alat bukti dari hasil pemeriksaan yang bakal dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

"Gambaran sudah ada. Malapraktik oleh dokternya nanti kita kembangkan ke kliniknya," ujarnya.

Minta diekstradisi

Terkait dengan dokter yang melakukan penanganan terhadap Allya, Khrisna menyebutkan akan kembali berkoordinasi dengan penyelidik federal AS (FBI) terkait konstruksi pelanggaran yang dilakukan dokter tersebut.

"Kami sudah berkomunikasi dengan imigrasi. Kami akan minta otoritas Amerika untuk diekstradisi ke sini. Kalau ini sulit, kami akan minta dilakukan upaya penegakan hukum di Amerika. Ini sudah biasa dilakukan lewat police to police cooperation," kata Khrisna.

Terkait otopsi terhadap jasad Allya, Khrisna belum memastikan jadwalnya. Otopsi dilakukan untuk memastikan penyebab kematian korban. (PRASETYO EKO PRIHANANTO}

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Preman Peras Penjaga Warkop di Mampang, Paksa Tukar Uang Receh Jadi Rp 1 Juta

2 Preman Peras Penjaga Warkop di Mampang, Paksa Tukar Uang Receh Jadi Rp 1 Juta

Megapolitan
Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Megapolitan
Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com