Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Kompas Gramedia Terima Buku Karangan Mantan Kapolri

Kompas.com - 20/01/2016, 14:09 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Polisi Awaloeddin Djamin meluncurkan sebuah buku berjudul "Manajemen Sekuriti di Indonesia".

CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama menjadi salah satu yang menerima buku tersebut dalam acara peluncurannya, di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Rabu (20/1/2016).

Selain Lilik, sejumlah tokoh seperti Wakapolda Metro Jaya Brigjen Nandang Jumarna dan tokoh lain juga menerima buku tersebut.

Awaloeddin menjelaskan buku tersebut berisi pengetahuan soal pentingnya pembinaan terhadap tenaga pengamanan di luar institusi Polri seperti security atau satpam.

Oleh karena itu, orang yang berprofesi satpam tidak boleh diberi pemahaman biasa soal pengamanan.

"Hampir tidak ada yang profesional di bidang ini, ini enggak ada pakarnya. Buku ini mungkin bisa mempelopori," ujar Awaloeddin.

Awaloeddin berharap bukunya bisa dijadikan panduan oleh tenaga pengamanan swakarsa dalam melaksanakan tugasnya.

Tidak hanya itu, Awaloeddin juga mengatakan buku ini bisa dijadikan panduan oleh polisi-polisi lain karena berisi mengenai teknik pengamanan dasar terhadap berbagai hal.

"Buku ini sebetulnya sederhana sekali. Bisa jadi panduan kapolres- kapolres di lapangan, satpam di lapangan," ujar dia.

Peluncuran buku ini juga dihadiri oleh Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Da'i Bachtiar, serta mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono.

Badrodin Haiti juga mengungkapkan pandangan-pandangannya mengenai buku tersebut. Dia berpendapat, di lapangan, polisi seringkali menilai satpam sebagai kompetitor.

Padahal, keberadaan satpam merupakan tulang punggung Polri dalam mengamankan sektor-sektor pribadi.

Jika polisi bertugas mengamankan ruang publik seperti pusat perbelanjaan, maka satpam mengamankan area privat seperti perkantoran perusahaan.

"Polri sebagai aparat yang bertanggung jawab tidak bisa menangani ini sendiri," ujar Badrodin.

Badrodin mengatakan dengan buku Awaloeddin, tenaga satpam bisa mempelajari serta meningkatkan kualitas pengamanannya seperti anggota Polri.

Mereka bisa mengenali tanda-tanda teror atau un ancaman kriminal lain di sektor private yang mereka jaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com