Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Pulo Kecewa Gugatan Ditolak PTUN

Kompas.com - 22/01/2016, 10:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah warga Kampung Pulo terlihat kecewa dan bersedih ketika gugatan mereka terkait penerbitan surat perintah pembongkaran permukiman warga ditolak Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.

Putusan penolakan gugatan itu dibacakan ketua majelis hakim Indaryadi didampingi hakim anggota Subur dan Elizabeth Tobing di PTUN Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Selain menolak gugatan warga Kampung Pulo, hakim juga menolak eksepsi yang disampaikan pihak tergugat. Warga Kampung Pulo berencana mengajukan banding.

"Kami akan banding dengan terlebih dahulu mengumpulkan tanda tangan warga," ujar Vera Wheni Soemarwi dari Ciliwung Merdeka, selaku kuasa hukum warga Kampung Pulo, seperti dikutip dari Harian Kompas, Jumat (22/1/2016).

Vera menilai putusan hakim PTUN tidak seimbang karena tidak semua fakta yang terungkap dalam persidangan dijadikan pertimbangan.

Surat peringatan (SP) II pada Juni 2015 yang menjadi obyek gugatan masih berlangsung dalam persidangan, tetapi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap melayangkan SP III pada Agustus 2015 dan dilanjutkan dengan pembongkaran.

"Jalur dialog ditutup oleh pemerintah," ucapnya.

"Kami juga terpaksa tinggal di rusun (rumah susun) karena tidak lagi punya tempat tinggal. Jadi, bukan berarti kami setuju untuk pindah ke rusun," kata Warji (48), warga RW 003 Kampung Pulo.

Gugatan terhadap surat peringatan II mengenai pembongkaran permukiman warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, didaftarkan oleh 104 warga Kampung Pulo di PTUN Jakarta pada 8 Juli 2015. Mereka merupakan warga terdampak normalisasi Ciliwung.

Arlis Chaniago, Kepala Subbagian Hukum Pemerintah Kota Jakarta Timur yang juga kuasa hukum tergugat Kepala Satpol PP Jakarta Timur, mengaku puas dengan putusan hakim.

Dia menilai pemerintah bertindak sesuai prosedur, dari sosialisasi hingga menyediakan rusun untuk relokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com