Setelah kejadian itu, Mahda langsung menghubungi pihak Grabbike. Selain merekam kronologi kejadiannya, Grabbike juga berjanji untuk menindaklanjuti.
Karena pada hari selanjutnya Mahda tak jua menerima kabar, akhirnya ia mendatangi kantor Grabbike di kawasan Benhil. Di situ, ia dilayani oleh costumer service dan menceritakan kronologi kejadiannya kembali.
"Pihak Grabbike katanya sudah mem-block akun si driver dan meminta driver untuk datang ke kantor untuk di interogasi. Kemudian saya dikabari kalau si driver sudah bisa dihubungi dan Senin akan datang ke kantor."
Dalam percakapan itu, Mahda juga mengatakan tentang keinginannya untuk datang ke kantor dan ikut dan mau mendengarkan keterangan dari sopir tersebut.
Namun, sampai 28 Oktober lalu, pihak Grabbike tidak mengabarinya. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk menelepon pihak Grabbike demi mendapatkan keterangan.
"Menurut pengakuan si driver tidak tahu jalan dan mencoba mencari jalan yang tidak macet. Kalau enggak tahu jalan kenapa enggak tanya dari awal, malah dia bilang tenang aja yang penting sampai bu."
Mahda melanjutkan, sopir Grabbike itu pun hanya diberi hukuman skorsing selama seminggu semenjak kejadian.
Ia merasa kecewa dengan pihak Grabbike yang menyelesaikan permasalahan ini dengan cara sepihak saja.
"Buat saya cara penyelesaian Grabbike tidak profesional," kata dia.
Menanggapi keluhan salah satu pelanggannya, Head of Marketing Grabbike, Kiki Rizki, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya telah mencoba untuk menghubungi Mahda.
"Kemarin kita sudah coba menghubungi dan sudah direspon dan ngobrol juga," ujar Kiki kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (3/2/2016) malam.
Kiki menuturkan, terhadap pengemudi tersebut, pihak Grabbike juga telah melakukan pengecekan berlapis. Termasuk mengkaji data perjalanan sopir tersebut yang terekam dalam GPS milik Grabbike.
"Keterangan dari GPS itu sesuai dengan yang diceritakan Mahda di Facebook-nya," kata dia.