Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/02/2016, 12:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menuding tak tercapainya ruang terbuka hijau (RTH) di ibu kota akibat masih banyak oknum pegawai negeri sipil (PNS) yang memungut komisi.

Hingga kini, lanjut dia, RTH di Jakarta baru sekitar 9 persen dari jumlah ideal 30 persen.

"Jakarta enggak pernah capai 10 persen RTH karena pas lahannya mau diambil, dimintai macam-macam. Saya temukan banyak oknum minta komisi biar beli tanah 10 sampai 17 persen. Masyarakatnya diteken-teken," kata Basuki, saat menyampaikan sambutannya dalam peresmian 10 taman di Taman Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (9/2/2016).

Akibatnya, pembelian lahan tidak bisa dilaksanakan dan anggarannya selalu menjadi sisa lebih penggunaan anggaran (silpa).

"Malahan ada nih warga yang jual, tapi dimintain gede komisinya (sama oknum PNS) ditekan sampai 40 persen. Kalau begitu, jadi agen properti saja, berhenti jadi PNS biar dapat komisi," kata Basuki.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, proses pembelian lahan seharusnya lebih mudah dilakukan. Sebab anggaran tersedia serta pengurusan surat terdapat di Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Ini kan aneh Jakarta. Jelas kan di sana daerah mana yang termasuk (kawasan) hijau, tinggal undang BPN sama Lurah itu kawasan hijau punya siapa," kata Basuki.

Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, RTH di Jakarta baru 9,98 persen pada tahun 2015.

Tahun 2015, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta membangun 10 RTH.

Taman-taman itu adalah Taman Jagakarsa, Jakarta Selatan; Taman Cakung, Jakarta Timur; Taman Kelapa, Jakarta Timur; Taman Lebak Bulus 3, Jakarta Selatan; Taman Maja, Jakarta Selatan; Taman Zodia, Jakarta Selatan; Taman PPA, Jakarta Timur; Taman Sunter, Jakarta Utara; Taman Tanjung 2, Jakarta Selatan; dan Taman Kalibaru Timur, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS Untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS Untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com