JAKARTA, KOMPAS.com — Pintu masuk kawasan Kalijodo bakal ditutup oleh pemerintah bagi pengunjung kawasan prostitusi tersebut. Warga Kalijodo dengan tegas menolak hal ini.
Menurut warga, Kalijodo menjadi salah satu penopang perekonomian mereka. Beberapa warga berdagang makanan dan minuman di rumahnya dengan pelanggan pengunjung Kalijodo.
Salah satunya sebut saja Ita, wanita yang membuka usaha warung pecel ayam. Ita menyewa sebuah tempat yang berada persis di belakang kafe tempat hiburan.
Ita mengaku, kalau pemerintah menutup akses bagi pengunjung, maka dirinya akan kehilangan separuh pendapatan. Sehari, berjualan pecel ayam di Kalijodo, dirinya bisa meraup penghasilan kotor Rp 1.000.000.
"Kalau ditutup buat pengunjung, dampaknya jauh, bisa kehilangan lebih dari separuh," kata Ita kepada Kompas.com, di depan warungnya, Selasa (16/2/2016).
Warung Ita berada di RT 04 RW 05, yang sekaligus merupakan tempat tinggalnya. Sebulan, ia membayar biaya sewa Rp 600.000 untuk tinggal dan berdagang di sana. Pelanggannya tak hanya pengunjung kafe, tetapi juga warga umum.
"Semua (pelanggan saya). Warga juga butuh makan. Di jalan sini kan bukan cuma pengunjung. Orang dari daerah Sinar Budi di belakang kan lewat sini. Orang kerja juga suka lewat, terus makan di sini," ujar Ita.
Rencana penertiban yang muncul di Kalijodo saja, lanjut dia, sudah membuat dagangan sepi pembeli. Warga umum juga jadi takut untuk membeli makanan. Akhirnya, ia pun merugi.
"Tuh, lihat sendiri saja, biasanya juga rame," ujarnya. (Baca: Polisi Minta Warga Kalijodo Tidak "Ngotot" dan Melawan)
Seorang warga RT 04 RW 05 Kalijodo lainnya juga tak setuju dengan rencana penutupan akses masuk. Warga bertanya-tanya mengenai rencana penutupan tersebut.
"Itu maksudnya gimana. Sama saja mengisolasi kami, dong," ujar seorang pria yang mengaku warga asli setempat.
Warga mengaku, mereka tak merasa terganggu dengan adanya tempat hiburan kafe karena antara warga dan pihak kafe tidak saling mengganggu, bahkan saling menguntungkan.
"Warga enggak mempermasalahkan tempat hiburan atau apa selama enggak ganggu, dan ini aman. Kalau ini isunya judi, judi dari mana. Sejak 2006 udah enggak ada judi di sini," ujarnya. (Baca: Ahok Sebut Penutupan Kalijodo Tak Perlu SP3)
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya sudah sepakat menutup pintu masuk kawasan Kalijodo. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi warga yang menyambangi tempat hiburan penuh praktik prostitusi itu.
"Dari polisi dan TNI sudah gelar pasukan untuk sosialisasi, kami sepakat akan tutup dulu. Jadi, pintu masuk di sana kami tutup dulu supaya pelanggan enggak ada yang ke sana," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (16/2/2016).
Dengan demikian, warga yang tidak memiliki KTP DKI juga tidak boleh masuk kawasan tersebut. Basuki mengatakan, kebijakan ini sudah dijalankan oleh Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.