Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok di Antara PDI-P dan Teman Ahok

Kompas.com - 22/02/2016, 13:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok merasa harus ada komunikasi antara dirinya dan pendukungnya yang tergabung dalam Teman Ahok dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Meski PDI-P belum secara resmi mendeklarasikan bakal calon gubernur yang akan diusung maupun didukung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di Jakarta tahun 2017, Ahok  meyakini partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu akan mendukung dirinya.

"Intinya, PDI-P kalau saya mau diusung dengan partai (PDI-P), ya saya dikasih (diusung) pasti. Tetapi, kan kita belum sepakat nih antara Teman Ahok mendukung atau partai dukung independen," kata Ahok di Balai Kota, Senin (22/2/2016).

PDI-P dapat mengusung calon gubernur sendiri di Jakarta tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. PDI-P punya 28 kursi di DPRD DKI, sementara syarat minimal jumlah kursi di DPRD DKI untuk dapat mendukung calon sendiri, tanpa koalisi, adalah 22 kursi.

Ahok mengatakan, PDI-P tidak mendukung Teman Ahok. Di sisi lain, Teman Ahok menginginkan Ahok maju sebagai calon gubernur dari jalur independen. Mereka kini sedang berupaya mengumpulkan hingga satu juta fotokopi KTP untuk Ahok.

"Masa kami (Teman Ahok) kerja setengah mati ngisi formulir enggak dihargai. Nah, saya juga harus menghargai mereka. Makanya, saya bilang mesti ada titik temu nih," kata Ahok. 

Teman Ahok juga khawatir tak ada partai politik yang akan mengusung Ahok pada Pilkada 2017. Selain itu, Teman Ahok khawatir bahwa Ahok akan ditekan oleh kepentingan tertentu kalau dia akan diusung oleh partai politik.

"Yang namanya calon independen kan mesti satu bulan lebih cepat menyerahkan persyaratan. Kalau mereka menyerahkan (persyaratan satu juta fotokopi KTP) berarti bukan partai lagi yang mengusung. Nah, kalau seperti itu, saya enggak tahu putusan PDI-P seperti apa," kata Ahok.

Jika Teman Ahok mampu kumpulkan satu juta fotokopi KTP, Ahok menegaskan akan maju sebagai calon gubernur dari jalur independen.

Lalu, bagaimana jika Teman Ahok tidak berhasil memenuhi persyaratan dari Ahok?

Hingga kini, Teman Ahok baru mengumpulkan sekitar 700.000 fotokopi KTP.

"Nah, makanya mesti ngomong ke Teman Ahok, bisa pilih PDI-P dong kalau begitu. PDI-P dengan Teman Ahok saya kira akan komunikasikan itu," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com