Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Pelacur, Saya Memohon, Saya HIV..."

Kompas.com - 29/02/2016, 19:02 WIB

Dalam sebulan, gadis-gadis yang sebagian besar dari Indramayu, Cirebon, juga Lampung ini bisa meraup Rp 20 juta, bahkan Rp 30 juta.

"Kalau untuk cewek yang terikat, sekali main bisa dapat Rp 55.000. Satu malam jatahnya itu 10 kali main dengan sistem voucer," ucapnya.

Voucer yang dimaksud adalah durasi waktu berhubungan setiap pelanggan yang hanya 30 menit. Kelebihan waktu akan diberi pembayaran tambahan oleh pemilik kafe.

Mereka akan mendapatkan uang dari akumulasi setiap awal bulan. Seperti gajian pegawai pada umumnya.

"Kalau yang tidak terikat jauh lebih besar dapatnya, sekali main rata-rata Rp 70.000 karena mereka tidak dapat tempat tinggal dan makan. Jadi, mereka kena charge untuk kamar saja."

Pekerja seks di Kalijodo terbagi dua, yaitu yang freelance dan yang terikat. Yang terikat adalah mereka yang tinggal di kafe-kafe tersebut.

Selain mendapat uang makan, mereka juga dapat obat-obatan dan diantar saat memeriksakan kesehatan.

Mereka yang terikat diantar oleh calo. Yelly, yang telah 27 tahun menetap di Kalijodo, berujar, calo itu adalah penjual putus.

"Kalau ceweknya cantik, bisa sampai Rp 20 juta. Kalau standar, antara Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. Ceweknya harus menjalani masa training tiga bulan," ucapnya dengan pelan. Anak bungsunya tidur di gendongan.

Di dalam kafe itu sendiri ada pengasuh khusus. Mereka mengurus kebutuhan sehari-hari, seperti riasan, pulsa, rokok, kondom, juga obat-obatan saat PSK sakit.

Setiap PSK harus membagi lagi sekian persen pendapatannya dari setiap pelanggan dengan pengasuhnya.

Menurut Yelly, mucikari atau pemilik kafe pun mengambil keuntungan dari setiap pelanggan.

Dari tarif rata-rata PSK Rp 150.000, pemilik mengambil Rp 40.000. Sisanya untuk biaya keamanan dan operasional kafe.

"Di sini itu pekerja pada senang karena mereka dapat uang gede, dijaga lagi. Di sini dulu jarang ada keributan atau pekerja yang disiksa. Semuanya jalan seperti sistem," kata Yelli. "Kalau ada yang positif HIV, pasti dipulangkan. Akhir tahun lalu saya dengar ada yang meninggal di kampungnya."

Tak tahu ke mana

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com