Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Kontrakan di Kolong Tol Seberang Kalijodo Pusing Digusur Ahok

Kompas.com - 01/03/2016, 14:10 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama 20 tahun menempati kolong tol Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, Sri (47) pelan-pelan mengumpulkan uang. Sampai akhirnya, delapan tahun lalu, ia bisa memiliki tempat usaha rumah kos.

Namun, apa yang dicapainya kini harus berakhir. Pemilik 11 kamar kos di kolong tol Pluit itu bakal kehilangan tempat usaha sekaligus tempat tinggalnya. Pemerintah bakal menggusur ratusan gubuk liar yang ada di kolong tol tersebut.

Sri merasa bagaikan sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Sebab, dia juga kehilangan enam kamar kos yang baru dia renovasi di Kalijodo.

"Makanya ini saya sekarang pusing. Tangan ini sampai gemetaran, takutnya stroke saya," kata Sri, di kolong tol tersebut, Selasa (1/3/2016).

Kamar kos itu, lanjutnya, dia bangun selama masih menjadi pedagang warung kaki lima di Kalijodo. Ia memperkirakan dua rumah kos miliknya di Kalijodo dan kolong tol itu bernilai Rp 100 juta.

"Yang di Kalijodo itu baru saya renovasi. Minjem duit di bank Rp 50 juta," ujar Sri.

Di kolong tol, Sri membuka rumah kos dengan luas kamar lebih kurang berukuran 2 meter x 2 meter persegi dengan harga Rp 250.000 per bulan.

Sri mengaku tak tahu mengenai pekerjaan para penyewa kamar kosnya. Sekalipun itu perempuan pekerja kafe di Kalijodo, Sri mengaku tak ambil pusing.

"Yang penting uang sewa lancar," ujar dia.

Sri mengaku nyaman tinggal di kolong tol karena kondisinya aman. "Aman, enggak ada preman di sini. Saya di sini enggak pernah ada apa-apa," kata Sri.

Oleh karenanya, ia merasa berat hati untuk meninggalkan tempat itu. Meskipun demikian, ia pasrah karena sadar telah menduduki lahan secara ilegal.

"Kita tahu sih kita salah. Tapi gimana sih, kasih kita pengertian," ujar Sri.

Ia juga berharap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dapat memberikan kompensasi bagi warga.

"Mau dikemanain orang kecil ini. Enggak kasihan apa. Yang penting kan kita enggak ngerugiin negara. Kalijodo digusur, di sini digusur, kita mau ke mana. Kita orang kecil gini. Kalau ada ganti rugi, kita mau," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com