Sejak dibangun tanggul, banjir di Kampung Pulo yang biasanya terjadi setelah hujan itu bisa dicegah.
"Hanya air di got-nya saja yang naik sekitar 10 sentimeter gara-gara hujan, cuma enggak sampai banjir. Air tidak sampai masuk ke rumah," kata Daringin, seorang warga Kampung Pulo beberapa waktu lalu.
Giliran Kalijodo
Tak hanya Kampung Pulo, Basuki mulanya diragukan mampu menertibkan kawasan Kalijodo.
Kawasan yang sedianya menjadi ruang terbuka hijau (RTH) itu disalahgunakan. Ratusan bangunan liar berdiri di Kalijodo.
Sebagiannya adalah kafe tempat hiburan malam yang juga menawarkan pekerja seks komersial (PSK). (Baca: Ahok: Namanya Taman Kalijodo, Tidak Pakai Tobat-tobatan ).
Namun kini, bangunan yang berdiri di Kalijodo, telah rata dengan tanah. Pada Senin (29/2/2016), Pemprov DKI melakukan penertiban bangunan dengan dikawal TNI dan polisi.
Menurut Basuki, penertiban Kalijodo sebenarnya sudah direncanakan sejak 2014. Rencana itu sempat tertunda hingga akhirnya Basuki menegaskan instruksinya untuk menggusur bangunan di Kalijodo setelah kecelakaan Fortuner beberapa waktu lalu.
Pengemudi Fortuner yang menewaskan empat orang itu mengaku mabuk setelah pulang dari kawasan hiburan malam Kalijodo.
Proses penertiban kawasan Kalijodo pun terbilang cepat. Pasalnya, pelayangan surat sosialisasi, tiga kali surat peringatan, hingga surat perintah bongkar (SPB) hanya memerlukan waktu sekitar 20 hari.
Lagi-lagi, Basuki tak melakukan komunikasi dengan warga setempat. Ia hanya mengancam akan memecat Wali Kota Jakarta Barat dan Jakarta Utara jika tak berani menertibkan kawasan itu.
Rencana penertiban Kalijodo itu dihadang oleh sejumlah warga serta tokoh masyarakat Abdul Azis atau Daeng Azis.
Kenyamanan puluh tahun yang mereka rasakan harus diusik oleh rencana Basuki.
Berbagai cara dilakukan Azis dan kroninya untuk menggagalkan rencana Pemprov DKI Jakarta menertibkan Kalijodo.
Mulai dari mengadu ke Komnas HAM hingga ke DPRD DKI Jakarta. Hanya saja, gerak polisi lebih cepat.
Azis ditetapkan sebagai tersangka penjualan pekerja seks komersial (PSK) di kafe-kafenya di Kalijodo.