Dalam pertemuan itu, menurut Basuki, Teman Ahok menyampaikan bahwa mereka menolak Basuki diusung partai politik, termasuk oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). (Baca: Saat Teman Ahok Mencuri Perhatian Sang Gubernur... ).
"Jujur saja, Teman Ahok semalam datang ke rumah dan bawa lawyer macam-macam. Intinya, mereka mengatakan tidak bisa menunggu lagi (menunggu keputusan resmi PDI-P untuk mengusung atau mendukung Ahok)," kata Ahok di Balai Kota, Senin (7/3/2016).
Sebab, Teman Ahok mengaku perlu mengisi nama calon wakil gubernur dalam formulir sebelum diajukan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI.
Basuki pun meminta Teman Ahok memasukkan nama Djarot Saiful Hidayat dalam formulir pencalonan independen.
"Mereka bertanya, Pak Djarot berani berhenti enggak dari partai kalau tidak dapat dukungan dari PDI-P? Saya katakan, Pak Djarot pasti dapat dukungan dari PDI-P, tetapi mereka (Teman Ahok) maunya apa? (PDI-P) dukung (bukan usung)," kata Basuki.
Dia pun mengatakan bahwa Teman Ahok bersikeras meminta nama calon wakil gubernur selain Djarot agar dapat maju melalui jalur independen.
Teman Ahok juga bertanya kepada Ahok terkait pilihannya. (Baca: Ahok: Saya Enggak Bisa Kasih Bantuan Uang kepada Partai)
"Saya bilang, kalau berbicara secara politik, ya saya ikut partai dong. Ini ibarat mobil lengkap, calonnya cocok, tetapi kalau berbicara semangat, kalian, asalkan kepercayaan kalian tidak runtuh kepada politisi," kata Basuki.
Dia lantas meminta Teman Ahok untuk mengisi nama Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono sebagai calon wakil gubernur pendamping Ahok.
Menurut Basuki, Teman Ahok akan mengedarkan dukungan untuknya bersama Heru hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.