Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Kena Proyek Normalisasi, Warga Gang Arus Minta "Ganti Untung"

Kompas.com - 07/03/2016, 12:33 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Gang Arus, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, akan terkena proyek normalisasi Sungai Ciliwung.

Namun, warga berharap nasib mereka tidak sama seperti warga Kampung Abdul Muti (46), warga RT 10 RW 02 Kelurahan Cawang, mengaku khawatir akan rencana normalisasi tersebut. (Baca: Permukiman Belakang Gang Arus Masih Jadi "Langganan" Banjir).

"Khawatir sekali dengan kejadian kayak di model Kampung Melayu atau Kampung Pulo," kata Abdul, kepada Kompas.com di depan rumahnya, Senin (7/3/2016).

Menurut Abdul, sejumlah tempat tinggal warga, khususnya di bantaran Ciliwung, ditandai oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada 2013 untuk proyek normalisasi sungai.

Namun, hingga kini, Abdul mengatakan bahwa sosialisasi dari pemerintah belum dilakukan.

Terkait program normalisasi sungai ini, kata dia, warga berharap ada kompensasi setimpal atas tempat tinggal mereka yang digusur.

"Karena kita di sini ada yang tanah adat, tanah yang kita sudah tempati turun temurun. Kalau keluarga saya dari zaman kakek saya sudah tinggal di sini," ujar Abdul.

Ketua RW 02, Juanda, mengatakan, warga di wilayahnya berharap ada ganti untung apabila pemerintah mau menggusur pemukiman untuk proyek normalisasi

"Kami harapkan jangan sampai kayak di Kampung Melayu. Harapannya bukan ganti rugi, ganti untung dengan wajar," kata Juanda.

Senada dengan Abdul, Juanda mengatakan meski tak ada sertifikat, warga setempat menempati tanah adat, yang ditinggali turun temurun.

Ada juga yang punya surat-surat tanah lama. (Baca: Banjir Kiriman Datang, Gang Arus Terendam 3 Meter).

"Kalau di sini masyoritas tanah masyarakat. Pun kalau ada yang ambil di pinggiran kali, itu urusan mereka. Tetapi di sini kebanyakan tanah masyarakat, tanah adat turun temurun. Mereka surat dari kelurahan ada," ujar Juanda.

Rencananya, kata Juanda, pemerintah akan melakukan pelebaran sungai hingga 35-40 meter ditarik dari titik tengah Sungai Ciliwung.

Namun, kapan program ini direalisasikan, Juanda mengaku belum tahu. Hanya saja, kata dia, proyek normalisasi sudah tampak berjalan di wilayah seberang pemukiman tersebut.

"Kita sosialisasi di keluarahan baru sekali. Harapannya nanti kalau sosialisasi tak hanya pengurus warga saja yang dilibatkan, tetapi warga masyarakat juga," ujar dia.

Adapun pemukiman di belakang Gang Arus merupakan daerah rawan banjir, terutama ketika Ciliwung meluap.

Ada 400-an kepala keluarga di wilayah RW 02 disebut sebagai yang terdampak langsung.

Warga itu adalah yang menghuni bantaran Ciliwung di RT 09, 10, 11, dan RT 12 di RW 02. Warga berharap, proyek normalisasi tidak merugikan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com