Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Mereka yang Gagap Menghadapi Perubahan

Kompas.com - 23/03/2016, 05:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Don Tapscott dan Anthony Williams sudah jauh-jauh hari mengingatkan, ada gelombang ekonomi model baru yang menjalar ke seantero bumi. Model baru yang berkembang karena kehadiran internet ini mengubah cara sebuah produk diciptakan dan dipasarkan. Namanya kolaborasi.

Kata Tapscott dan Williams, gelombang baru tersebut akan memicu kebingungan dan perselisihan. Dalam bukunya "Wikinomics" yang terbit Desember 2006 mereka menulis,

“Namun, bisa diduga paradigma baru akan memicu pergeseran dan kebingungan. Paradigma baru kerap disambut dengan dingin, atau lebih buruk lagi, dengan ejekan atau permusuhan. Benturan kepentingan memerangi peralihan ini. Para pemimpin lama menghadapi kesulitan besar untuk menerima paradigma baru.”

Kata Tapscott dan Williams lagi,

“Pelajaran utama bagi manajer bisnis adalah perusahaan yang kuno, tertutup, dan berfokus ke dalam sedang sekarat, tidak peduli dari industri apa Anda berasal.”

Cerita tentang aksi demonstrasi anarkitis kemarin antara sopir taksi tradisional dan pelaku jasa transportasi berbasis teknologi aplikasi adalah cerita tentang benturan antara paradigma ekonomi lama dan baru.

Teknologi informasi yang berkembang demikian cepat melahirkan model ekonomi berbasis aplikasi di bidang transportasi secara kolaboratif. Disebut model baru karena para pelaku usaha tidak berada dalam sebuah ikatan hirarki sebuah korporasi.

Siapapun yang memiliki motor atau mobil dapat bergabung dalam aplikasi Uber, Grab, atau Go-Jek. Tidak ada relasi struktural “bos” dan “pegawai”.

Ikatannya sangat longgar sehingga biaya operasional sebuah perusahaan terpangkas sedemikian rupa. Begitu efisiennya usaha bersama ini sehingga mereka dapat mengenakan tarif lebih murah kepada konsumennya.

Berbeda dengan model bisnis transportasi tradisional seperti Blue Bird atau Taksi Express. Sebagai sebuah perusahaan, semua alat-alat produksi harus dimiliki sendiri sebagai modal awal usaha.

Para pekerjapun terikat dalam sebuah ikatan kontrak kerja yang ekslusif. Akibatnya, tentu biaya operasional tidak kecil yang berujung pada ongkos yang harus dikeluarkan konsumen ketika menggunakan jasa mereka.

Rhenald Khasali menguraikan dengan sangat gamblang tentang apa dan bagaimana Wikinomics dalam tulisannya Demo Sopir Taksi dan Fenomena "Sharing Economy"

KOMPAS.com/Tangguh SR Suasana pangkalan transit atau bayangan bagi pengendara Go-Jek di  Jl. Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (31/7/2015).
Sudah jadi bagian hidup

Kini model bisnis kolaboratif jasa transportasi berbasis aplikasi sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Jakarta. Soal ojek, misalnya, dalam banyak hal jauh lebih menguntungkan pesan layanan Grab atau Go-jek ketimbang ojek pangkalan.

Dari sisi harga, Grab atau Go-jek lebih pasti dan murah, tidak perlu pusing tawar-menawar (haree geenee masih nawar?). Kadang, kalau ada promo, konsumen bisa keliling Jakarta hanya dengan tarif Rp 10.000. Harga ojek pangkalan, bisa 2-3 kali lipat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com