JAKARTA, KOMPAS.com - Penjual peralatan alat berat kapal di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara mengaku kesulitan memilih lokasi pasar alternatif yang direkomendasikan oleh PD Pasar Jaya.
Kesulitan muncul karena barang dagangan dengan peminat khusus dan biasanya dijual di daerah pesisir pantai.
"Saya dagang alat berat mas, gak mungkin kalau tidak di dekat laut.," kata salah seorang warga, Tanty, kepada Kompas.com, Jumat (8/4/2016).
Selain lokasi pasar yang tidak sesuai, Tanty juga mengeluhkan ukuran kios yang sangat kecil untuk dia tempati. Ukuran kios yang disediakan oleh PD Pasar Jaya hanya seluas 2x3 meter persegi.
Kios dengan ukuran tersebut tidak akan mampu menampung barang dagangan Tanty yang mayoritas berukuran sangat besar.
Untuk sementara, Tanty berencana meminjam gudang milik saudaranya yang berada di Tanjung Priok.
"Saya simpan di sana dulu, sampai dapat lokasi yang bagus. Tapi selama di gudang kalau ada yang mau beli ya bisa via phone aja," kata Tanty.
Tak hanya Tanty, pedagang Pasar Ikan lainnya, Khiong mengatakan untuk sementara dirinya tidak akan kembali berjualan. Khiong mengaku kebingungan dengan penggusaran yang terjadi tiba-tiba.
"Ini juga saya gak tau mau dipindahkan ke mana mas, apalagi cari lokasi pasar, pusing mas," kata Khiong.
Penertiban yang rencananya dilakukan oleh Pemprov DKI, Senin (11/4/2016) depan, membuat warga Pasar Ikan terkejut. Warga merasa tidak diberikan kesempatan untuk membenahi dan mencari lokasi yang layak untuk mereka tempati.
Untuk menampung 347 pedagang Pasar Ikan yang terdampak penggusuran, PD Pasar Jaya telah menyiapkan 19 pasar alternatif yang bisa dipilih oleh para pedagang. Namun, dari catatan pengelola, hingga Kamis (7/4/2016), baru 9 pedagang di 9 lokasi yang mendaftarkan diri.
Pasar tersebut yakni di Pademangan Barat 5 unit tempat usaha (TU), Pademangan Timur 1 unit, Pasar Koja Baru 1 unit, dan Pasar Pejagalan 2 unit.
(Baca: PD Pasar Jaya Siapkan 19 Pasar Alternatif untuk Pedagang Pasar Ikan yang Terkena Penertiban )
Kepala Pengelola Pasar Ikan, Suwandi mengatakan, alasan sedikitnya pedagang yang mendaftar, dikarenakan lokasi dan ukuran kios yang dianggap tak sesuai dengan harapan warga.
"Mereka kan barang jualannya besar-besar, sedangakan ukuran yang kami punya hanya 2x3 meter saja," kata Suwandi.