Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Airlangga Pribadi Kusman
Dosen Universitas Airlangga

Pengajar Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga  

Associate Director Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC)  

 

Segitiga Kekuasaan: Bisnis-Politik-Intelektual!

Kompas.com - 13/04/2016, 05:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Dari fakta sosial tersebut lalu muncul pertanyaan, bukankah hal yang wajar bahwa dalam setiap proyek pembangunan dan kebijakan publik, membutuhkan dukungan pemodal untuk merealisasikannya.

Kita dapat menjawabnya dengan memaparkan siapakah pihak yang dirugikan dan tidak mendapatkan akses di dalamnya.

Yang paling mudah untuk kita telusuri adalah warga Jakarta yang tidak saja miskin namun juga kelas menengah biasa yang hampir mustahil mendapatkan akses dalam memanfaatkan kebijakan tersebut.

Ketika harga properti terendah dengan luas bangunan sebesar 128 meter persegi dan luas tanah 90 meter persegi dijual seharga Rp 3,77 Miliar, berapa gelintir warga yang dapat menjangkaunya? (Kompas 7 April 2016).

Belum kemudian kita mendiskusikan bencana ekologis berupa ancaman banjir yang lebih besar akibat pelambatan arus sungai sebagai imbas reklamasi, rusaknya habitat pantai akibat pencemaran lingkungan yang mempengaruhi hajat hidup komunitas nelayan, rusaknya tatanan ekologis dari daerah sekitar ketika pekerjaan pengurukan pasir dilakukan.

Karakter kebijakan yang kuat terindikasi hanya memenuhi kepentingan sektor privat dan memarjinalisasi keseluruhan kepentingan warga ini yang patut kita gugat.

Kekuasaan Predatorian

Terkait pertanyaan kedua, mengapa sebuah kebijakan cenderung mementingkan kelompok sosial tertentu dibandingkan lain, ini tidak bisa dilepaskan dari karakter kekuasaan yang eksis dan menyejarah.

Sebagai contoh, dugaan terjadinya praktik korupsi dan kolusi dalam kasus reklamasi Pantai Jakarta seperti telah disebutkan diatas memperlihatkan bahwa dalam konteks ekonomi-politik di Jakarta sebuah kebijakan tidak diambil dalam situasi yang free value (bebas nilai) dan free interest (bebas kepentingan).

Adanya indikasi penyuapan dalam kasus di atas memperlihatkan watak kekuasaan yang berkarakter oligarkhi predatoris. Pola kekuasaan yang bercirikan hubungan kuasa yang memberi ruang luas bagi konsentrasi antara otoritas kekuasaan dan kemakmuran beserta dengan segenap pertahanan kolektifnya.

Dalam konstruksi politik di Indonesia, penguasaan atas institusi publik masih menjadi sarana utama bagi praktik pencarian rente para birokrat dan politisi, maupun cara mengakumulasi, merawat dan mempertahankan kemakmuran bagi kalangan pebisnis.

Dalam corak kekuasaan yang kolutif dan koruptif seperti di atas maka tidaklah mengherankan ketika sebuah kebijakan publik secara vulgar cenderung melayani kepentingan privat daripada kepentingan kolektif rakyat sebagai warga negara.

Ketika kita berhadapan dengan karakter kekuasaan yang secara sistemik koruptif dan predatorian lebih memperhatikan agenda publik sebelum membicarakan figur.

Agenda tersebut adalah mengontrol dan menggugat karakter kekuasaan yang tidak melayani kepentingan warganya.

Buang semua kepercayaan ilusif bahwa kondisi politik kita akan menjadi lebih baik, bersih dan demokratis hanya dengan menyerahkan urusan-urusan publik kita pada figure pemimpin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com