Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Gerindra dalam Pilkada DKI Mengecil karena Kasus Sanusi

Kompas.com - 20/04/2016, 08:19 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jauh sebelum ditangkapnya Mohamad Sanusi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Partai Gerindra tampak menjadi partai yang paling semangat mempersiapkan Pilkada DKI 2017.

Proses penjaringan bakal calon gubernur DKI sudah dimulai sejak tahun lalu sebelum partai-partai lain melakukan hal serupa.

Kekuatan Partai Gerindra di Jakarta juga cukup besar karena merupakan partai terkuat kedua setelah PDI Perjuangan dengan perolehan 15 kursi di DPRD.

Hanya butuh sedikit lagi agar bisa mengusung calon dalam Pilkada DKI Jakarta.

Calon-calon yang akan dijaring Gerindra untuk didukung dalam Pilkada DKI di antaranya adalah Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah, mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsuddin, Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani, Wakil Ketua Dewan Pembina Sandiaga Uno, anggota DPR RI Biem Benjamin, dan anggota DPRD DKI Mohamad Taufik.

Mohamad Sanusi yang semula ada dalam daftar itu kini sudah dicoret. Nama Yusril Ihza Mahendra muncul seolah menggantikan Sanusi.

Politisi Gerindra itu dicoret karena diciduk KPK dalam operasi tangkap tangan saat akan menerima suap dari pengembang Agung Podomoro Land.

Setelah kejadian itu, berantakan sudah penjaringan calon gubernur DKI yang dilakukan Partai Gerindra.

Lalu, masihkah ada peluang yang besar bagi partai pimpinan Prabowo Soebianto itu memenangkan Pilkada DKI 2017?

"Itu semua tergantung dari tingkat kewarasan masyarakat Jakarta," ujar pengamat politik dari CSIS, J Kristiadi, di Matraman, Jakarta Timur, Selasa (19/4/2016).

Kristiadi mengatakan jika tingkat kewarasan masyarakat Jakarta masih baik, pasti tidak akan memilih Gerindra.

Apalagi proses hukum yang dijalani Sanusi bukan proses biasa. Melainkan tindak pidana korupsi yang ditangani langsung oleh KPK.

"Orang yang sudah menjalani proses hukum bersama KPK, itu terlalu berat menurut saya untuk dapat dukungan," ujar Kristiadi.

"Tapi ya lagi-lagi ini tergantung tingkat kewarasan kolektif," tambah dia.

Selain itu, Kristiadi mengatakan Partai Gerindra saat ini tidak perlu lagi bersikeras untuk mengusung calon dari kader sendiri. Dengan situasi seperti ini, lebih baik membuka diri untuk berjuang bersama-sama dengan partai lain.

"Gerindra tidak harus terikat dengan kadernya sendiri kok selama masih ada orang baik yang visi misinya sama," ujar Kristiadi.

Kompas TV Survei: Elektabilitas Ahok Masih Teratas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com