Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Hitung Nilai Pencurian Listrik di Kafe Milik Aziz Rp 525 Juta

Kompas.com - 04/05/2016, 21:15 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu (4/5/2016) siang, menggelar sidang kasus pencurian listrik yang melibatkan mantan penguasa kawasan Kalijodo, Abdul Aziz atau Daeng Aziz.

Dalam sidang tersebut dihadirkan 6 saksi. Salah satu saksi, Ahmad Fahmi yang merupakan Asisten Manager Transaksi Energi PLN Wilayah Bandengan mengatakan ada temuan dugaan pencurian listrik di Kafe Intan, Kalijodo yang merupakan tempat usaha milik Aziz.

Ahmad mengatakan, dari laporan anggota yang dia tugaskan ke lapangan, ada kejanggalan terkait banyaknya barang elektronik yang dipakai, sementara daya di Kafe Intan tercatat hanya sebesar 5.500 kilowatthour (kwh).

"Jika melihat dari daya 5.500 kwh, itu maksimal bisa mengaliri air conditioner (AC) sebanyak 4 unit. Sementara ada sound system, AC, lampu sorot, mesin pendingin. Idealnya (daya) sebesar 6.6000 kwh," ujar Ahmad saat sidang. 

Ketika diperiksa, kata Ahmad, di Kafe Intan terdapat tiga titik pembatas atau MCB yang ditemukan. Dari temuan tersebut, jika dihitung berdasarkan standar formula Surat Keputusan (SK) Direktur PLN Tahun 2011 Tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik ( P2TL), Ahmad menyebut terdapat tagihan susulan sebesar Rp 525 juta.

Rincianya, temuan MBC pertama berkapasitas 50 volt ampere (VA) dengan kerugian Rp 95 juta. MBC kedua berkapasitas 100 VA dengan kerugian Rp 191 juta dan MBC ketiga berkapasitas 125 VA dengan kerugian mencapai Rp 238 juta.

"Angka tersebut dihitung berdasarkan standar formula, jadi tidak tergantung apakah sudah di pakai selama 1 atau 2 tahun," ujar Ahmad.

Namun Aziz keberatan terhadap kesaksian tersebut. Aziz menilai dirinya tak pernah melakukan apa yang disampaikan Ahmad.

"Saya merasa terbebani karena saya tidak merasa membuat hal itu. Saya malah diminta uang Rp 17 juta, sekaligus denda Rp 65 juta," ujar Aziz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Izin Usaha Minimarket di Jakarta untuk Lindungi UMKM

Anggota DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Izin Usaha Minimarket di Jakarta untuk Lindungi UMKM

Megapolitan
Sudirman Said Klaim Dipertimbangkan Maju Pilkada oleh Parpol Pengusung Anies-Muhaimin

Sudirman Said Klaim Dipertimbangkan Maju Pilkada oleh Parpol Pengusung Anies-Muhaimin

Megapolitan
DPRD Kota Depok Tak Larang 'Study Tour', tapi Sekolah Diminta Persiapkan Matang-matang

DPRD Kota Depok Tak Larang "Study Tour", tapi Sekolah Diminta Persiapkan Matang-matang

Megapolitan
Pemuda di Jakbar Dibegal Saat Hendak Tes Masuk Polisi, Tangan dan Kaki Dibacok Lalu Motor Digasak

Pemuda di Jakbar Dibegal Saat Hendak Tes Masuk Polisi, Tangan dan Kaki Dibacok Lalu Motor Digasak

Megapolitan
Dipergoki Korban, Maling Motor di Bekasi Tewas Dikeroyok Massa

Dipergoki Korban, Maling Motor di Bekasi Tewas Dikeroyok Massa

Megapolitan
Pasar Merdeka Bogor Akan Direvitalisasi Tahun Ini, Calon Kontraktor Masih Diseleksi

Pasar Merdeka Bogor Akan Direvitalisasi Tahun Ini, Calon Kontraktor Masih Diseleksi

Megapolitan
Atlet Karate Aktif, Casis Bintara di Jakbar Sempat Berduel dengan Begal yang Menyerangnya

Atlet Karate Aktif, Casis Bintara di Jakbar Sempat Berduel dengan Begal yang Menyerangnya

Megapolitan
Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Megapolitan
Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Megapolitan
Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Megapolitan
Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Megapolitan
Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Megapolitan
Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Megapolitan
Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Megapolitan
Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com