Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curahan Hati Pilot Lion Air...

Kompas.com - 11/05/2016, 12:37 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mogok kerja para pilot Lion Air yang dilakukan pada Selasa (10/5/2016) ternyata merupakan fenomena gunung es yang sudah berlangsung sejak lama.

Tidak hanya karena uang transpor yang telat dibayar oleh pihak perusahaan, mogok kerja yang dilakukan sekitar 300 pilot tersebut merupakan bentuk luapan kekecewaan terhadap perilaku manajemen kepada pilot yang dinilai lebih banyak merugikan daripada menguntungkannya.

Salah satu pilot Lion Air yang enggan menyebutkan namanya menceritakan kepada sejumlah pewarta, termasuk Kompas.com, tentang apa yang mereka alami selama bekerja di Lion Air.

Menurut pilot tersebut, banyak hak karyawan atau pilot yang tidak sepenuhnya diberikan oleh perusahaan. Salah satu contohnya uang transpor yang telat dibayarkan kemarin.

"Kami hanya menuntut hak kami sebagai karyawan, karena di kontrak tertera bahwa uang transpor itu mereka yang provide. Tapi, pada dasarnya, ini bukan soal uang-uangan, sih. Ini masalah menuntut tanggung jawab perusahaan atas kami, karyawannya," kata dia, Rabu (11/5/2016).

Pilot ini memberikan contoh lain tentang manajemen Lion Air yang mengabaikan hak-hak mereka, seperti masalah penerbangan yang delayed. Menurut dia, jadwal penerbangan yang berantakan sangat berpengaruh terhadap jadwal istirahat para pilot.

"Padahal, sebagai pilot, kami butuh banget istirahat cukup untuk menghindari fatigue atau kelelahan saat kerja," ucap dia.

Selain itu, masih banyak hal kecil lainnya yang membuat pilot kurang puas bekerja di Lion Air. Menurut dia, manajemen Lion Air lebih fokus pada bagaimana cara meraup untung sebanyak-banyaknya dari penumpang, tetapi tidak memikirkan kondisi pilotnya.

"Sejujurnya, bukan kami enggak mikirin penumpang atau gimana, tapi kami juga sudah capek dengan hak-hak kami yang enggak terpenuhi. Kami capek gitulah. Kami juga penginnya perusahaan mikirin pilot-pilotnya, enggak cuma raup keuntungan dari penumpang," ujar dia.

Terkait dengan uang transpor pilot yang telat dibayarkan, tidak disebutkan secara persis berapa jumlahnya. Namun, untuk kisarannya, pilot tersebut menyebutkan sebesar dua digit atau senilai Rp 10 juta hingga belasan juta rupiah.

Kompas TV Masalah Internal Maskapai Ganggu Hak Konsumen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com