JAKARTA, KOMPAS.com — Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar disebut mengucapkan kalimat yang tak disenangi warga Kampung Baru Dadap terkait rencana penertiban di sana.
"Bupati itu sudah memancing kemarahan warga dengan bilang hasil usaha warga dari uang haram bisnis prostitusi. Bupati itu enggak tahu kalau warga asli di sana semuanya cari duit dari hasil melaut, bukan dari usaha prostitusi."
Hal itu diucapkan oleh kuasa hukum warga Dadap dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Tigor Hutapea, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/5/2016).
Zaki sempat menuturkan bahwa dia ingin warga Dadap mendapatkan uang dari usaha yang halal.
Menurut Zaki lagi, penolakan warga terhadap pemberian surat peringatan kedua (SP-2) yang berujung ricuh pada Selasa (10/5/2016) lalu juga karena mereka merasa diuntungkan dengan kegiatan bisnis prostitusi di sana.
"Saya ingin mereka mendapatkan penghasilan dari usaha yang halal. Mereka menolak itu kan karena mereka diuntungkan dengan adanya kawasan lokalisasi tersebut. Mereka bisa membuka kos-kosan, kafe remang-remang, atau tempat karaoke," tutur Zaki pada Selasa sore.
Tigor mengungkapkan, jauh sebelum bisnis prostitusi tumbuh subur di Dadap, kampung nelayan sudah ada. Kebanyakan warga yang tinggal di tempat yang akan ditertibkan adalah nelayan, bukan pelaku usaha prostitusi ataupun pekerja seks.
Dia pun meminta agar Zaki mau bertemu warga menjelaskan seutuhnya mengenai rencana penertiban di Dadap. Selama ini, warga masih kebingungan karena mereka menilai bahwa awalnya yang akan ditertibkan adalah kawasan lokalisasi Dadap Ceng In, bukan permukiman nelayan.