Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Suara "Tahu Bulat Digoreng Dadakan"

Kompas.com - 15/05/2016, 08:26 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Beberapa bulan terakhir, ada tren penjual tahu bulat yang berkeliling menggunakan mobil bak terbuka dan khas dengan rekaman suara dalam menjajakannya.

"Tahu bulat, digoreng dadakan, lima ratusan, gurih gurih nyoi...," begitu terdengar saat mobil tahu bulat ini melintas.

Penasaran, suara siapakah yang mengisinya? Saat ditanyakan kepada penjualnya, mereka mengatakan bahwa suara yang diputar berulang-ulang ini ternyata merupakan rekaman suara pemiliknya.

"Itu bos saya yang ngerekam suaranya di kontrakan," kata seorang penjual tahu bulat, Ade, di Bogor, Sabtu (16/5/2016).

Ade mengatakan, rekaman suara tersebut sudah dipakai sejak tahu bulat berkembang di daerah Cianjur.

Ia menceritakan, tahu bulat ini awalnya berkembang di daerah Cianjur dan Sukabumi selama hampir dua tahun.

Lalu, karena sudah tidak begitu ramai lagi, akhirnya para pedagang ini pindah ke wilayah Jakarta, Bogor, dan sekitarnya.

Sistem penjualan tahu bulat ini terbilang sistematis. Para penjual tahu bulat ini tergabung dalam grup-grup. Grup terdiri atas tujuh mobil pedagang tahu bulat.

Para pedagang ini datang dari daerah Cianjur dan Serang. Di Bogor, para pedagang dari satu grup berkumpul di satu kontrakan di wilayah Jambu Dua.

"Nah, kalau rekaman suaranya sama, berarti itu dari satu grup," ujar Ade.

Para pengelola menyediakan bahan utama berupa tahu bulat yang didatangkan dari wilayah Cianjur dan Tasikmalaya.

Lalu, untuk mobil, para pengelola menyewakannya kepada para pedagang dengan biaya Rp 100.000, sudah lengkap dengan tempat penggorengan dan atap terpal.

"Sehari paling harus keluar uang Rp 50.000 untuk bensin. Minyak goreng dan bumbu sekitar Rp 90.000. Belum lagi untuk uang makan dua kali sehari, minimal 20.000 harus ada," katanya.

Setiap satu butir tahu bulat yang terjual, ia harus menyetor kepada pengelola sebesar Rp 250.

Dalam sehari, ia bisa mengantongi laba bersih sekitar Rp 100.000.

"Lumayan di Bogor kalau jualan. Dibanding di Cianjur, paling kita cuma bisa dapat Rp 30.000 saja sehari," kata Ade, yang berasal dari Cianjur ini. (Yudhi Maulana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com