Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Sungai di Jakarta yang Disebut Paling Banyak Sampahnya...

Kompas.com - 24/05/2016, 08:01 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, ada dua sungai di DKI yang paling banyak dipenuhi sampah.

Salah satunya ialah sungai di depan Season City, Jembatan Besi, Jakarta Barat.

Akibat banyaknya sampah, kata Isnawa, petugas harian lepas (PHL) Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta atau pasukan oranye pernah mengangkut 80 ton sampah dalam waktu lima jam.

Ucapan Isnawa rupanya benar adanya. Kondisi sungai di depan Season City berbeda jauh dengan beberapa sungai dan kali, yang sudah mulai bersih dari sampah, bahkan dijadikan tempat bermain air oleh anak-anak.

(Baca juga: Tumpukan Sampah di Sungai Depan Season City Menggunung)

Berbagai macam jenis sampah memenuhi sungai di depan Season City, Senin (23/5/2016).

Sampah-sampah yang didominasi bambu itu terbawa air sungai, yang merupakan aliran Banjir Kanal Barat dari arah Tomang menuju Jembatan Besi.

Selain bambu, jenis sampah yang memenuhi sungai, mulai dari sampah plastik aneka bentuk, styrofoam, tripleks, gabus, kasur, pelepah dan daun pisang, hingga kayu.

Akibatnya, bau tak sedap pun tercium di sekitar sungai. Salah seorang petugas UPK Badan Air, Budi Santoso, menuturkan, sampah berupa bambu tersebut merupakan sampah kiriman dari Bogor.

"Ini kiriman dari Bogor yang bambu-bambu. Kalau enggak kiriman paling sampah gabus," ujar Budi kepada Kompas.com, Senin.

Menurut Budi, sampah-sampah bambu itu baru tiba sekitar pukul 11.45 WIB di sungai depan Season City.

Hingga Senin petang, berbagai jenis sampah itu terus terbawa aliran air sungai yang cukup deras.

Sejak sampah-sampah itu "berdatangan", para petugas UPK Badan Air terus bekerja bahu membahu membersihkannya.

Mereka menggunakan bambu hingga alat berat untuk mengangkat sampah dari sungai.

Di bagian sungai dekat jembatan, para petugas memasang rangkaian pelampung sesuai dengan lebar sungai untuk menahan sampah agar tidak terus terbawa aliran air.

Lima orang petugas UPK Badan Air kemudian tampak mendorong sampah-sampah, yang sudah tertahan itu ke salah satu sisi sungai.

Di sisi sungai itu, satu alat berat berupa amphibious excavator, digunakan untuk mengumpulkan dan menumpuk sampah di sudut antara dinding sungai dan jembatan.

"Sudah dikumpulin, terus diambil (diangkut dari sungai) pakai spider," kata Budi yang merupakan operator spider itu.

Meski terus diangkat, sampah itu seolah tak habis-habis. Bahkan, tumpukan sampah yang dikumpulkan di sudut sungai tersebut membentuk gunungan setinggi lebih kurang 4 meter.

(Baca: Sudah Dibersihkan, Sampah di Sungai Depan Season City Tak Habis-habis)

Akibatnya, Budi dan operator amphibious excavator, Kusnaedi, harus bekerja lembur mengangkut sampah-sampah itu.

"Kalau crowded, enggak pasti sampe jam berapa. Kita kerjain aja terus," ucap Kusnaedi.

Ia dan Budi tampak bekerja sama mengangkut sampah-sampah itu. Kusnaedi mengumpulkan dan menumpuk sampah di lokasi tertentu.

Sementara itu, Budi mengangkut dan memasukkannya ke dalam truk sampah.

"Kalau dibiarin takutnya jebol pelampungnya (penahan sampah), enggak akan kuat nahannya," kata Budi.

Kompas TV Masih Ada Sungai Lain yang Harus Diperbaiki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com