Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Sungai Menghidupkan Timur Jakarta

Kompas.com - 28/05/2016, 07:51 WIB

Kepala Balai Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Teuku Iskandar mengungkapkan, Kanal Timur adalah upaya teknologi mengatasi banjir, memberikan ruang bagi air di timur dan utara Jakarta. Kanal itu memotong Kali Cakung, Buaran, Jati Kramat, Sunter, dan Cipinang.

Sejak terpotong kanal, aliran air kelima sungai yang datang dari hulu kini bermuara di Kanal Timur. Sementara alur kelima sungai setelah terpotong kanal digunakan sebagai drainase pembuangan dari saluran-saluran permukiman dan industri.

"Sejak ada Kanal Timur, ada banyak permukiman terselamatkan dari banjir. Tak sedikit yang merangkak naik harga tanahnya," kata Iskandar.

Alur terpotong

Kanal Timur juga mengubah bentuk Kali Cakung, Buaran, dan Jati Kramat. Berdasarkan penelusuran Kompas, alur Kali Jati Kramat tidak tampak lagi setelah terpotong Kanal Timur.

Sebagian alur Kali Cakung menghilang setelah terpotong Kanal Timur. Alur sungai kembali terlihat sekitar 300 meter dari Kanal Timur, tepatnya di kawasan Rawa Bebek, Kelurahan Pulogebang. Bentuknya serupa selokan selebar 1 meter.

Alur Kali Cakung kembali melebar di Kelurahan Penggilingan yang berada di sebelah barat Pulogebang. Lebar alur sungai itu mencapai 4 meter-5 meter.

Dikatakan Iskandar, hilangnya alur akibat pembangunan kanal itu tak mengganggu sungai. Namun, untuk selanjutnya, sungai-sungai itu tetap harus ditata agar terjaga dari perubahan fungsi lahan untuk hunian.

Karena fungsinya sebagai drainase, air di Kali Cakung dan Buaran setelah terpotong Kanal Timur pun lebih hitam. Sampah juga semakin banyak karena permukiman kian padat dibandingkan dengan di hulu. Dengan air yang hitam, Kali Cakung masih jadi sumber pengairan hampir 1 hektar sawah di Ujung Menteng.

Tak semua alur ketiga sungai itu kondisinya buruk. Alur Kali Jati Kramat di belakang kompleks Kavling DKI Pondok Kelapa masih terjaga keasriannya. Kanan dan kiri sungai itu masih hijau dan aliran airnya jernih. Tak ditemukan sampah mengambang di atas aliran itu.

Ristomo, ketua RW di kompleks itu, mengungkapkan, Kali Jati Kramat tetap terjaga karena warga kompleks mengelola sampah secara mandiri. "Kami menggunakan tenaga kebersihan untuk mengangkut sampah rumah tangga sehingga tak ada yang buang sampah ke kali," katanya.

Sebaliknya, di hilir tempat bertemunya Kali Buaran dan Kali Cakung, tepatnya di Kelurahan Rawa Terate, Cakung, air kedua sungai bercampur menjadi hitam pekat dan berbau menyengat. Di sekitar kedua sungai itu berdiri industri dan permukiman. Gelontoran limbah industri dan rumah tangga berkontribusi atas kerusakan itu.

"Dulu air masih jernih dan banyak ikan. Sejak banyak pabrik dan rumah, air jadi hitam begini," kata Edi Martadi (57), warga Rawa Terate, yang tinggal di tepi Kali Buaran.

Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengakui belum memantau pencemaran di Kali Buaran dan Kali Cakung. "Sementara ini kami konsentrasi pada pengawasan limbah di Pasar Rebo. Nanti akan kami pantau," katanya. (ILO/WAD/IRE/MDN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Mei 2016, di halaman 25 dengan judul "Tiga Sungai Menghidupkan Timur Jakarta".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com