Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencabulan terhadap AN dan Lemahnya Pengawasan Orangtua

Kompas.com - 08/06/2016, 09:15 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pencabulan yang menimpa anak di bawah umur kembali terjadi di Jakarta. Kali ini korbannya, AN, masih berumur 12 tahun dan duduk dibangku kelas 6 SD.

Pencabulan dilakukan Syaifullah alias Ipul yang berumur 21 tahun. Awalnya, Ipul dan AN menjalin hubungan asmara. Keduanya kenal lewat media sosial, lalu berpacaran.

Pria yang berprofesi sebagai pengamen itu meminta AN untuk bertemu dirinya di Taman Persegi, Kebon, Bawang, Jakarta Utara. AN kemudian diajak untuk mengamen selama dua hari di daerah Plumpang, Jakarta Utara.

Sepulang mengamen, Ipul mengajak AN ke kolong Tol Pelita, Tanjung Priok. Di situlah Ipul mencabuli AN.

Wakil Kepala Polsek Tanjung Priok, AKP Supardji menuturkan, kasus pencabulan itu terbongkar setelah orangtua AN gelisah lantaran anaknya tidak pulang dua hari. Orangtua AN melaporkan anaknya yang hilang ke polisi.

Setelah dilakukan pencarian, AN ditemukan bersama Ipul di Kolong Tol Pelita. Perilaku bejat Ipul terbongkar setelah AN memberi tahu orangtuanya apa yang telah terjadi.

Tidak terima anaknya diperlakukan demikian, orangtua AN pun langsung membawa Ipul yang saat itu bersama anaknya ke polisi. Setelah diperiksa penyidik, Ipul mengakui tindakannya.

Polisi langsung menetapkan Ipul sebagai tersangka pencabulan terhadap anak.

"Kami menangkap tersangka pencabulan atas nama Syaifullah alias Ipul. Pencabulan dilakukan pada anak umur 12 tahun," kata Supardji di Mapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (7/6/2016).

Meski perilaku cabul itu dilakukan atas dasar suka sama suka, Supardji menegaskan tetap memproses sesuai dengan hukum. Pasalnya orangtua AN membuat laporan dan unsur pidana terpenuhi dalam kasus pencabulan oleh Ipul.

Terkait peristiwa pencabulan tersebut, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menilai, adanya kelemahan orangtua dalam pengawasan terhadap AN. Orangtua punya peran penting dalam penanaman nilai-nilai untuk pencegahan terjadinya kejahatan seksual.

Orangtua harus memberikan pemahaman pada anak-anak bahwa dunia media sosial bukanlah dunia sebenarnya. "Memberikan pegertian bahwa media sosial dan dunia maya buka dunia nyata. Harus ada pendampingan dan berikan arahan serta pengertian," kata Arist.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com