Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Terancam Kehilangan 20.000 Pendukung di Luar Negeri

Kompas.com - 11/06/2016, 15:16 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendamping Ahli "Teman Ahok", I Gusti Putu Artha mengungkapkan bakal calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terancam kehilangan 20.000 pendukung di luar negeri dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pasalnya dalam revisi undang-undang pilkada juga tak diatur soal dukungan calon perseorangan di luar negeri.

"Undang-undang ini tidak mengatur pemilih yang ber-KTP DKI berada di luar negeri. Itu hampir 20.000 akan hilang pendukungnya Ahok itu. Karena dukungan KTP kita diluar negeri hampir 20.000," kata Putu di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/6/2016).

Putu mengungkapan, regulasi undang-undang pilkada juga tak mengatur bagaimana verifikasi faktual pada warga yang memberikan dukungan calon perseorangan namun tinggal di luar negeri.

Undang-undang pilkada ini dinilai tak mengakomodasi calon perseorangan. Padahal, kata Putu, ada banyak cara verifikasi faktual dilakukan, terutama bagi pendukung calon perseorangan di luar negeri.

Ia mengusulkan verifikasi faktual dilakukan lewat video call. "Padahal telnologi sudah canggih. Misal yang dimaksud faktual itu melalui video call atau KTP diperlihatkan lewat video call," kata Putu.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Sumarno sebelumnya menyatakan pihaknya tidak akan memverifikasi KTP warga yang kini tinggal di luar negeri.

Oleh karena itu, ia meminta warga yang data KTP-nya sudah disumbangkan untuk mendukung calon independen agar kembali ke Jakarta saat masa verifikasi.

"Kami tidak dikasih anggaran untuk sampai ke luar negeri. Jadi salah satu caranya, warga diimbau untuk tetap di tempat (di Jakarta saat dilakukannnya verifikasi)," ujar Sumarno saat dihubungi, Rabu (8/6/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Megapolitan
Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com