Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Kesal Belum Ada Lahan Dibeli hingga Juni, Ini Pembelaan Kadis Pertamanan DKI

Kompas.com - 13/06/2016, 13:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati mengungkapkan banyak proses yang harus dilewati sebelum menyepakati pembelian lahan.

Hal ini untuk menjawab kemarahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terhadap Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta yang belum melakukan pembelian lahan hingga bulan Juni ini.

"Kalau (beli) tanah kan kami semua sedang dalam proses, Mbak," kata Ratna, saat ditemui wartawan usai rapat pimpinan, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (13/6/2016).

Dia mengatakan, ada sekitar 137 lokasi lahan yang akan dibebaskan. Untuk membebaskan lahan tersebut, harus dilakukan musyawarah harga. Ada sekitar 25 dari 137 lokasi yang sudah dilakukan musyawarah harga.

"Minggu ini, ada lokasi yang kami lakukan pembayaran. (Lahan yang akan dibeli) di daerah Jakarta Selatan, kebanyakan memang rata-rata tanah itu di daerah Jakarta Selatan," kata Ratna.

Ahok sebelumnya menyatakan kekesalannya terhadap kinerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Ahok mengatakan banyaknya lahan belum terbeli disebabkan masih banyak oknum satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tersebut yang melakukan pungli atau meminta komisi.

"Nih sampai Juni (Dinas Pertamanan dan Pemakaman) belum bayar-bayar itu tanah. Aneh enggak? Aneh," kata Ahok, Jumat (10/6/2016) lalu.

Termasuk lahan bekas Kedutaan Besar Inggris di Bunderan Hotel Indonesia, Jalan MH Thamrin, hingga kini juga belum dapat dibebaskan. Padahal rencana pembelian lahan bekas Kedubes Inggris itu sudah disampaikan Basuki sejak tahun 2013.

Kompas TV Pecat Pejabat DKI, Ahok: Nyusun Anggarannya Ga Masuk Akal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com