Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pembersih Ranjau Paku di Jakarta

Kompas.com - 22/06/2016, 15:00 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

Kompas TV Harapan Warga di Ultah Jakarta ke-489


Saking seringnya mengumpulkan ranjau paku, anggota Saber sudah paham modus yang digunakan penyebar paku, yaitu menaruh paku dalam plastik hitam atau di dalam kotak korek api dan dijatuhkan di jalan.

Mereka juga tahu tukang tambal ban yang kerja dengan benar dan tukang tambal ban yang curang.

"Cara ngebedainnya gampang, kalau di satu tempat tukang tambal ban cuma ada satu atau dua orang, itu tukang tambal ban yang benar. Tetapi, kalau yang jaga ramai, itu ada oknum yang nyebar paku," tutur Rohim.

Banyaknya ancaman dan tantangan membuat dukungan terhadap Saber sangat tinggi. Komunitas Saber pernah diberi penghargaan oleh Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin pada 31 Oktober 2011.

Saat itu, komunitas Saber diundang ke Kantor Wali Kota Jakbar untuk mengikuti apel dan menerima penghargaan serta bantuan.

Beberapa bulan kemudian, Saber juga diberi penghargaan oleh Kapolda Metro Jaya saat itu, Inspektur Jenderal Untung S Rajab, atas dedikasi mereka dalam melayani masyarakat. Penghargaan diberikan pada 11 Januari 2012. Sejak saat itu, Saber resmi ditetapkan sebagai mitra polisi dan mengenakan seragam resmi dari Ditlantas Polda Metro Jaya.

Sampai saat ini, anggota Saber berjumlah sekitar 40 orang, yang terdiri dari pengemudi ojek, pekerja bangunan, karyawan swasta, sopir angkutan umum, mahasiswa, dan sebagainya. 

Area operasi Saber masih terbatas karena minimnya personel dan ada di antara anggota yang tidak nyaber setiap hari.

"Sebenarnya Saber masih kekurangan orang. Kami belum bisa jangkau daerah yang jauh, kayak Jakarta Utara sama Jakarta Selatan, Jakarta Timur sama Bekasi. Padahal, di sana juga banyak ranjau pakunya, enggak kalah banyak sama Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Malah paku paling banyak itu di Ring Satu, kayak Jalan Veteran, Medan Merdeka Utara, itu parah sekali," ujar Rohim.

Dalam sehari, satu anggota Saber bisa mengumpulkan 7 sampai 10 kilogram paku. Jumlah paku yang telah terkumpul hingga saat ini, dari seorang anggota saja, bisa sampai 4 ton. 

Paku-paku yang terkumpul itu dijual per kilogram kepada tukang barang bekas dan uang hasil penjualan itu digunakan untuk biaya operasional Saber.

Kegiatan ini merupakan contoh nyata gerakan dari mereka yang peduli terhadap kondisi di DKI Jakarta. Anggota Saber berharap Pemprov DKI Jakarta dapat mendukung dan menindak tegas oknum tukang tambal ban yang bertindak curang dengan menyebar ranjau paku di jalan.

Komunitas Saber adalah satu dari delapan komunitas yang kami angkat kisahnya dalam Visual Interaktif Kompas (VIK). Simak lebih jauh kisah inspiratif mereka dalam VIK Jakarta yang Menginspirasi.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com