Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Maju lewat Independen Lebih Sulit, tetapi...

Kompas.com - 25/06/2016, 12:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai, niat petahana Basuki Tjahaja Purnama alis Ahok maju melalui jalur independen pada Pilkada DKI 2017 menjadi lebih sulit.

Sebab, berbagai rintangan belakangan terjadi, seperti isu adanya aliran dana puluhan miliar ke "Teman Ahok".

"Memang harus diakui, dengan perkembangan terakhir, jalur perseorangan lebih becek karena ada tudingan dana pengembang, walaupun belum tentu juga itu melanggar hukum," kata Qodari, dalam talkshow radio dengan topik "Ahok Galau, Teman Risau" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/6/2016).

Selain itu, proses verifikasi KTP dari Teman Ahok masih bisa bermasalah. Misalnya, karena KTP ganda ataupun kalau ada temuan manipulasi.

"Kalau saya jadi Ahok, lebih aman lewat partai politik karena tidak ada proses verifikasi lagi. Kalau lewat partai politik tinggal lihat surat, konfirmasi sama pengurus (partai), selesai," ujar Qodari.

Namun, jika dirunut dari awal, kata dia, munculnya gerakan Teman Ahok didasari pada kekhawatiran karena Ahok dengan gaya dan pendekatannya, tidak dapat diterima oleh partai politik untuk maju lagi di Pilkada DKI 2017.

Karena partai politik menjadi pintu menuju pilkada, Teman Ahok menganggap sudah tertutup, maka disiapkanlah maju dari jalur perseorangan.

Berdasarkan pengalamannya mengurus masalah Pilkada di daerah, kata Qodari, sebenarnya relawan atau partai merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah. Mereka punya fungsi dan peran masing-masing.

Di daerah, lanjut dia, lewat partai pun belum tentu berjalan mulus. Kecuali kalau dinaungi partai besar yang punya mesin partai yang kuat, seperti yang dimiliki PDI Perjuangan atau Partai Keadilan Sejahtera.

"Itupun parpol itu ada tiga macam menurut saya kalau dikaitkan dengan pilkada. Pertama yang enggak ada dana tapi bergerak, kedua ada dana baru bergerak, yang ketiga sudah ada dana tapi enggak gerak-gerak juga," ujar Qodari.

Sehingga, ia menilai hal ini juga jadi dilema bagi Ahok.

"Tergantung Teman Ahok, Pak Ahok atau (komunitas) Batman, itu, mau menakar seberapa yakin dia dengan persyaratan yang ada sekarang," ujarnya.

Kompas TV Teman Ahok Ditantang Transparan Soal Keuangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Megapolitan
Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Megapolitan
1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Megapolitan
Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Megapolitan
Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Megapolitan
Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Megapolitan
Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO,  Dekor Apa Adanya dan 'Catering' Tak Kunjung Datang

Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekor Apa Adanya dan "Catering" Tak Kunjung Datang

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

Megapolitan
Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Megapolitan
Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Megapolitan
Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Pembangunan Masjid Agung Batal, Nasib SDN Pondok Cina 1 Belum Temukan Titik Terang

Megapolitan
Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Penjarahan Rusunawa Marunda Disebut Terjadi karena Masalah Revitalisasi Berlarut-larut

Megapolitan
Revitalisasi Pasar Jambu Dua di Bogor Hampir Rampung, Kamis Ini Bisa Digunakan

Revitalisasi Pasar Jambu Dua di Bogor Hampir Rampung, Kamis Ini Bisa Digunakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com