JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan sudah menaruh kepercayaan pada partai-partai politik yang kini mendukungnya.
Hal itulah yang membuatnya memutuskan tak jadi maju melalui jalur independen. Oleh karena itu, ia berharap parpol-parpol yang kini mendukungnya menghargai kepercayaannya itu.
"Kami menghargai mereka juga ketika partai menghargai Teman Ahok. Maka saya dan Teman Ahok juga menghargai partai, menaruh kepercayaan," ujar Basuki di Balai Kota, Rabu (10/8/2016).
Besarnya kepercayaan pada dukungan parpol membuat Basuki hanya bisa pasrah jika tiba-tiba ada salah satu parpol pendukung yang menarik dukungan. Namun, ia meyakini parpol yang melakukan hal itu hanya mencoreng citranya sendiri dan berpotensi mendatangakan kerugian pada Pemilu 2019.
"Kamu mendukung ya kami respek sama-sama kasih Anda kehormatan, sama-sama menghargai. Tapi kalau dia batalin ya saya kira partai masa mau menodai diri mereka sendiri. Kalau sampai mau nekat juga ya silakan saja," ujar pria yang biasa disapan Ahok ini.
Saat ini, dukungan parpol yang sudah dikantongi Ahok berasal dari Hanura, Golkar, dan Nasdem. Gabungan kursi di DPRD DKI Jakarta yang dimiliki ketiga partai itu adalah 24 kursi, terdiri dari 10 milik Hanura, 9 milik Golkar, dan 5 milik Nasdem.
Syarat minimal kursi yang harus dipenuhi parpol atau gabungan parpol untuk bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakilnya adalah 22 kursi.
Ahok menyatakan sampai saat ini hubungannya dengan pengurus dari tiga parpol pendukung masih baik-baik saja, mulai dari Ketua Umum Hanura Wiranto, Ketua Umum Golkar Setya Novanto hingga Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.
"Semalam saya baru makan dengan Pak Surya Paloh, ngobrol banyak," ujar Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.