Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Pakai Pendekatan Persuasif untuk Relokasi Warga Bukit Duri

Kompas.com - 14/08/2016, 17:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Bukit Duri, Jakarta Selatan, yang terkena dampak normalisasi Sungai Ciliwung mulai direlokasi ke Rusun Rawa Bebek di Cakung, Jakarta Timur. Sampai saat ini, relokasi warga menggunakan pendekatan persuasif.

"Kami sejauh ini melakukan pendekatan saja ke warga, jadi membantu-bantu warga untuk pindah. Dan hari ini warga sudah mulai pindah," kata Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Jupan Royter, Minggu (14/8/2016).

Jupan tidak menyebutkan kapan waktu pembongkaran tempat tinggal warga akan dilakukan. Ia hanya mengatakan, jika tempat tinggal warga sudah kosong, pembongkaran baru dilakukan.

"Belum tahu kapan, warga mengosongkan dulu," kata Jupan.

Jajarannya menurunkan 12 unit truk, bergabung dengan truk Dinas Kebersihan, Dinas PU, dan instansi lainnya untuk membantu warga Bukit Duri pindah. Ada sekitar 100 petugas Satpol PP dikerahkan hari ini.

Hingga Minggu siang tadi puluhan kepala keluarga (KK) warga Bukti Duri mulai menempati Rusun Rawa Bebek.

Lurah Bukit Duri, Mardi Younce, mengatakan, selama beberapa hari kedepan warga terus melakukan perpindahan.

"Kalau yang sudah didata kami hari ini sudah 42 KK yang pindah ke rusun. Ini yang terdata saja, karena warga ada yang pakai kendaraan sendiri buat pindah," kata Mardi.

Pihaknya memfasilitasi bantuan pemerintah untuk warga yang hendak pindah dengan menyiapkan 22 truk gratis dari Satpol PP dan Dinas Kebersihan.

Total yang bakal direlokasi dari Bukit Duri sebanyak 363 peta bidang. Setiap peta bidang memiliki jumlah KK yang bervariasi, tidak hanya satu KK, tetapi bisa lebih. Ada pun yang sudah mengikuti pengundian untuk mendapat kunci rusun sebanyak 102 pemilik peta bidang.

Itu berarti masih 161 peta bidang lagi yang mesti direlokasi.

"Sisanya dipindahkan seterusnya, kalau ada warga yang mau silahkan. Kalau ada sepuluh mau (lagi), saya bawa ke sini langsung ambil undian," kata Mardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com