Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Catatan YLKI terhadap Terminal 3 New Soekarno-Hatta

Kompas.com - 16/08/2016, 20:13 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan apa saja keluhan konsumen terkait kondisi maupun layanan di Terminal 3 New Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.

Keluhan tersebut diperoleh sejak hari pertama terminal beroperasi, yaitu pada 9 Agustus 2016, hingga Selasa (16/8/2016) ini.

"Sudah banyak keluhan yang masuk ke YLKI di luar soal banjir itu. Keluhan pertama soal kepadatan yang luar biasa di area kedatangan. Penumpang juga kesulitan mencari bus, seperti Damri. Sudah lama carinya, haltenya juga jauh," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, kepada Kompas.com, Selasa malam.

Keluhan lainnya adalah minimnya informasi atau penunjuk bagi penumpang di area terminal. Kurangnya informasi didapati di hampir semua area yang ada di bandara.

"Informasi memang masih kurang jelas. Saya enggak tahu apakah karena (terminal) masih baru dan bangunan yang luas sekali jadi penyebabnya," kata Tulus.

Keluhan lain yang cukup sering diungkapkan penumpang adalah seputar layanan bagasi. Sudah cukup sering penumpang dibuat bingung karena tidak ada kejelasan ke mana barangnya akan diturunkan saat sudah tiba di tempat pengambilan bagasi.

"Kalau soal bagasi itu, tidak jelas destinasi daerah mana, conveyor-nya sebelah mana, masih membingungkan. Konsumen sempat sering bolak-balik mencari barangnya, memakan waktu lama," ujar dia.

Soal layanan bagasi, Direktur Layanan Garuda Indonesia Nicodemus P Lampe sebelumnya mengungkapkan, masih ada kekurangan dari sistem penanganan bagasi otomatis atau baggage handling system (BHS) di Terminal 3 New. Kekurangan itu terkait penempatan barang dari bagasi ke dalam pesawat sebelum penumpang berangkat.

Head of Corporate Secretary and Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi juga menambahkan, salah satu kelemahan di sistem bagasi Terminal 3 New adalah tidak bisa mendeteksi barang di bawah bobot lima kilogram. Jika ada barang di bawah lima kilogram, akan masuk ke kategori suspect atau barang yang dianggap mencurigakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com