JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro memprediksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tak akan mendapat keuntungan apa pun jika mengusung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.
Apalagi, lanjutnya, ada suara dari kader-kader PDI-P yang cenderung tak mendukung Ahok.
"Meski ada pro-kontra tapi yang pro tidak mendukung itu agak besar. PDI-P tidak akan nyanyi seperti itu (Ahok Pasti Tumbang) kalau tidak ada kekecewaan," ujar Siti seusai acara diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (21/8/2016).
Siti menambahkan, secara kalkulasi politik, ada sejumlah kerugian yang mungkin didapatkan PDI-P jika nantinya mendukung Ahok.
Pertama, rugi tak disenangi masyarakat karena gelombang rakyat yang tak menyukai Ahok tidak sedikit. Kedua, belum ada jaminan jika mendukung Ahok maka PDI-P bisa memenangi Pemilu 2019.
"Karena bagaimana pun juga, memilih Ahok kan berpikir lima tahun ke depan akan seperti apa. Belum lagi kalau ditinggal di tengah jalan. Jadi belum ada kepastian," tuturnya.
PDI-P pun diharapkan tak mengabaikan rakyat yang sudah menyuarakan figur-figur tertentu agar diusung PDI-P ke Pilgub DKI.
"PDI-P paling tahu (siapa yang harus diusung). Tapi tidak bisa mengabaikan orang-orang yang sudah mendukung, seperti Jaklovers (Jakarta Love Risma)," tutup Siti.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Ahmad Basarah sebelumnya mengatakan bahwa sejauh ini, Megawati belum memberikan keputusan ataupun instruksi terkait Pilkada DKI 2017. Hal itu tidak terlepas dari upaya Megawati untuk menyerap aspirasi politik masyarakat serta dinamika politik yang berkembang.
"Bu Mega sungguh memperhatikan harapan masyarakat Jakarta untuk mendapatkan pemimpin yang dapat membawa kesejahteraan warga DKI Jakarta dengan senantiasa menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan warga DKI Jakarta," ujarnya.
(Baca juga: Jika Ahok-Djarot Dideklarasikan PDI-P pada "Last Minute", Pesaing Sulit Kalahkan Mereka)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.