Tim KPK kembali menyampaikan keberatan karena ucapan yang dinilai bernada mengancam.
"Keberatan. Sudah mengancam Yang Mulia," ujar Imam.
"Masa bodoh," kata Arbijoto.
Keterangan saksi ahli kembali dilanjutkan setelah hakim mengingatkan dan menegur Arbijoto.
"Saya memimpin sidang ini. Saya minta saksi jangan emosional," ujar Martin.
Setelah sidang selesai, Arbijoto bertemu tim dari KPK, mereka bersalaman, raut muka mereka tidak lagi tegang, dan tertawa.
Namun dalam sidang Rohadi yang berselang sejam kemudian, Arbijoto kembali naik pitam ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan dari hukum KPK. KPK dianggap menanyakan pertanyaan yang tidak mendasar dan mengulang-ulang sehingga membuat Arbijoto kesal.
Hakim Riyadi Sunindio yang memimpin persidangan berkali-kali meminta Arbijoto agar tidak emosi.
"Sudah, sudah, tidak boleh panas, ini persidangan, sebaiknya diluruskan," ujar Hakim Riyadi.
Belum habis pertanyaan dari tim hukum KPK, kuasa hukum Rohadi tiba-tiba mengatakan kepada hakim agar saksi yang dibawanya dicabut saja karena persidangan terus memanas.
"Persidangan sudah mulai tidak sehat, saya cabut saksi ahli saya. Saya hanya mengajukan alat bukti saja," kata Tonin.
Untuk sesaat, Arbijoto masih duduk di kursinya dan malah adu mulu dengan Hakim Riyadi saat Arbijoto diminta untuk meninggalkan tempatnya.
"Anda hakim, maunya bagaimana," kata Arbijoto.
"Iya memang saya hakim, yang bilang saya bukan hakim siapa?" balas Riyadi.
Arbijoto terus menegaskan bahwa Riyadi perlu bersikap jelas. Riyadi pun menjawab dengan suara keras dan nada tinggi.