Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Orangtua Pasien Bela Dokter Tersangka Vaksin Palsu

Kompas.com - 24/08/2016, 13:49 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
"Koalisi Stay Trust Dokter Indra (STDI)" menilai dokter RS Harapan Bunda, dokter Indra, tidak dapat disalahkan dalam kasus vaksin palsu. Meski merasa khawatir setelah terbongkarnya penggunaan vaksin palsu, para orangtua tersebut tetap meminta penahanan dokter Indra ditangguhkan.

"Khawatir sih pasti, tapi kita enggak bisa nyalahin dokternya. Justru pemerintah. Kita kan ada BPOM," kata Ketua Koalisi STDI, Faisal Ismail Talib, usai mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2016).

Faisal menuturkan, dua anaknya Ananda (9) dan Sultan (3) merupakan pasien yang diberi vaksin oleh dokter Indra. Ia menunjukkan buku rekam medis anaknya sebagai pasien dokter tersebut.

"Tapi kami di sini bukan pihak korban, kami sudah berbulan-bulan bahkan belasan tahun jadi pasien dokter Indra enggak ada apa-apa," ujar Faisal.

Faisal meminta penahanan dokter Indra ditangguhkan. Bahkan, kata Faisal, beberapa orangtua pasien sudah meminta ke Bareskrim Polri agar menangguhkan penahanan dokter Indra dengan alasan masih diperlukan saat anak-anak mereka memerlukan penanganan medis.

"Kami sih udah coba tapi kayaknya ditolak. Sudah coba ke Bareskrim. Saya lupa tanggalnya," ujar Faisal.

(Baca: Merasa Jadi Korban, Dokter RS Harapan Bunda Minta Penangguhan Penahanan)

Setelah mendatangi KPAI, pihaknya berencana mendatangi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Tujuannya agar IDI memberi dukungan terkait penangguhan penahanan dokter Indra.

Sepuluh orangtua pasien dokter Indra, tersangka kasus vaksin palsu, mendatangi KPAI untuk mengadukan nasib anak-anak mereka setelah penahanan dokter Indra. Para orangtua itu merasa kesulitan mencari dokter saat anak-anaknya memerlukan penanganan medis setelah dokter Indra ditahan di rumah tahanan Bareskrim Polri.

"Kami minta penangguhan penahanan Dokter Indra buat anak-anak kami, untuk penanganan oleh dokter Indra," kata Faisal.

Faisal menyatakan, ada 72 orangtua pasien dokter Indra yang tergabung dalam koalisi STDI. Gerakan ini diklaim sebagai dukungan murni dari para orangtua pasien.

Koalisi STDI menilai dokter Indra tidak bersalah atau mencari keuntungan dari vaksin palsu. Justru, pemerintah dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dinilai sebagai pihak yang harus bertanggung jawab dalam kasus vaksin palsu.

(Baca: Sidang Perdana Gugatan Kasus Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda Digelar di PN Jaktim)

Kompas TV Cara Dokter Indra Sebarkan Vaksin Palsu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com