JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis muda Nahdlatul Ulama, Mohamad Syafi Ali, menolak rencana pencalonan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ia tidak setuju akan wacana pencalonan tersebut karena Saefullah adalah Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta.
"Saya sebagai anak muda NU tidak begitu setuju pengurus NU aktif maju dalam pencalonan politik, mau presiden atau pun pilkada," kata Syafi kepada Kompas.com di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2016).
(Baca juga: Sandiaga Sodorkan Saefullah, Sylviana dan Bupati Batang sebagai Kandidat Cawagub)
Sebab, menurut Syafi, semangat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) adalah pengabdian sosial dan keagamaan, bukan politik.
Ia menilai bahwa seorang pengurus NU harus mundur dari jabatannya di NU apabila memangku jabatan politik.
"Karena akan buat kacau balau, eh lu kan civil society yang mengabdikan sosial keagamaan, ketika ini (masuk politik), akan rancu terus," ujar Syafi.
Saat ini, menurut Syafi, tantangan terbesar NU adalah membedakan tanggung jawab sosial dan politik.
Syafi menilai Saefullah seharusnya memajukan NU DKI, bukan malah masuk dalam dunia politik.
Saefullah sebelumnya mengaku memiliki niat untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
(Baca juga: Ketika Taufik Memuji Saefullah dan Sylviana Murni)
Ia akan mundur sebagai Sekda DKI apabila diusung partai dengan jumlah perolehan kursi yang cukup untuk merekomendasikan pasangan calon kepala daerah.
Sementara itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan segera mendeklarasikan pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang didukung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
PKB memilih Sandiaga Uno sebagai calon gubernur dan Saefullah sebagai calon wakil gubernur.