Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bongkar Praktik Pengiriman TKI Ilegal di Kota Bekasi

Kompas.com - 24/08/2016, 19:24 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Penyidik Satreskrim Polresta Bekasi Kota membongkar praktik penyaluran tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal yang melubatkan sebuah agen.

Pelaku, RBN (27), telah mengirimkan sejumlah TKI ke Taiwan sejak beberapa bulan beroperasi.

Kepala Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota Komisaris Besar Umar Surya Fana mengatakan, pelaku ditangkap tanpa perlawanan di rumahnya di Kampung Babakan RT 02/02, Mustikasari, Mustikajaya, Kota Bekasi pada Selasa (23/8/2016) pukul 15.00.

Menurut dia, kasus ini terungkap saat petugas mendapatkan informasi dari masyarakat sekitar.

(Baca juga: Mantan Polisi dan Oknum PJTKI Kongkalikong Buka Usaha Penyalur TKI Ilegal)

Warga mencurigai aktivitas di rumah RBN yang kerap didatangi oleh sejumlah pria dan wanita dari luar daerah.

Rupanya, kata dia, rumah yang dihuni pelaku sejak beberapa bulan terakhir itu digunakan sebagai tempat penampungan TKI ilegal.

"Disebut ilegal karena paspor yang dimiliki oleh TKI diduga palsu dan perusahaan yang dikelola pelaku tidak terdaftar di instansi pemerintah wilayah Jabodetabek," kata Umar saat jumpa pers di Mapolresta Bekasi Kota, Rabu (24/8/2016) petang.

Dalam penggerebekan itu, ujar Umar, penyidik juga mengamankan tiga calon TKI yang hendak diberangkatkan ke Taiwan dalam waktu dekat.

Meski begitu, mereka berstatus sebagai saksi guna mendalami kasus tersebut. "Mereka dijanjikan akan bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di negara Taiwan," kata dia.

Kepada penyidik, RBN mengaku selama ini dia bekerja seorang diri. Ia mengaku mendapatkan keuntungan Rp 5 jutaan setiap mengirimkan satu orang TKI ke Taiwan.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bekasi Kota Komisaris Rajiman menambahkan, penyidik masih mendalami keterangan tersangka yang mengaku beroperasi seorang diri.

Sebab, kata dia, sejumlah dokumen TKI yang diduga palsu tersebut dibuat seperti asli, misalnya paspor, KTP, KK, serta akta kelahiran.

"Kami tentu tidak percaya begitu saja pengakuan tersangka, kalau dilihat berdasar bukti bukti yang ada dimungkinkan ada pelaku lain, aksi seperti ini pasti melibatkan jaringan," ujar Rajiman.

Ia menyampaikan, berdasarkan penyidikan sementara, diketahui bahwa perusahaan PT Maharani Mandiri yang dikelola tersangka berdomisili di daerah Jawa Tengah.

Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Jawa Tengah guna menelusuri keberadaan perusahaan tersebut.

Adapun cara perekrekutan calon TKI yang dilakukan tersangka ialah berkeliling ke permukiman warga dengan menawarkan sebuah pekerjaan di Taiwan.

Dengan mengeluarkann biaya Rp 12 juta, mereka dijanjikan memperoleh upah hingga puluhan juta rupiah bila bekerja di negara tersebut.

Dalam penggerebekan itu, kata Rajiman, petugas menyita barang bukti berupa 61 paspor yang diduga palsu, satu unit laptop, satu unit printer, satu buah stempel PT Maharani Mandiri, satu buah stempel tanda tangan Dirut PT Maharani Mandiri, dan satu unit handphone.

Atas perbuatan tersebut, tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) dan atau Pasal 4 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan atau Pasal 102 ayat (1) huruf a, b, dan c jo Pasal 4, Pasal 12, dan Pasal 30 UU RI No 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri.

Ancaman hukumannya, penjara maksimal 15 tahun. Penggerebekan ini menambah panjang kasus penyaluran TKI ilegal di Kota Bekasi.

(Baca juga: Polisi Gagalkan Pengiriman 32 TKI Ilegal ke Malaysia)

Sebelumnya, pada Selasa (16/8/2016) lalu, penyidik membongkar jaringan serupa di Apartemen Centre Point Tower A dan C, Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Dalam penangkapan itu, polisi menahan tiga pelaku berinsial A (35), N (37) dan NA (40).

Sementara itu, 8 calon TKI yang hendak dikirim ke China, dibawa ke Mapolresta Bekasi Kota untuk diperiksa.

(Fitriyandi Al Fajri)

Kompas TV 34 TKI Ilegal Korban Kapal Tenggelam Diinapkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Megapolitan
Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Megapolitan
DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

Megapolitan
Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Megapolitan
Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Megapolitan
Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Megapolitan
Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Megapolitan
Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Megapolitan
Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Megapolitan
Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Megapolitan
Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Megapolitan
Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Megapolitan
Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com