JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dishubtrans Jakarta Andri Yansyah menyebut ada 837 titik kemacetan di Ibu Kota. Namun, baru 141 titik yang dijaga oleh petugas Dishub.
"Jumlah titik kemacetan di luar u-turn ada 416, baik itu parkir liar atau berhentinya angkutan umum sembarang tempat. Total titik kemacetan ada 837. Saat ini baru 141 titik yang tercover, masing-masing titik dijaga 2 sampai 3 orang," kata Andri di DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).
Menurut dia, saat ini, petugas Dishub di lapangan berjumlah 1.131 orang yang dibagi dua shift. Untuk menjaga putaran arah atau u-turn yang berjumlah 421 titik, Dishubtrans membutuhkan sedikitnya 1.684 personel.
Dishubtrans terus berupaya menambah petugas dengan merekrut pekerja kontrak waktu tertentu, pihaknya juga berupaya mempercepat terlaksananya Pola Transportasi Makro.
PTM terbagi 3 program, yakni perbaikan dan penambahan transportasi massal yang saling terintegrasi, penambahan ruas jalan dan pembatasan kendaraan.
Perbaikan dan penambahan transportasi massal yang saling terintegrasi sedang dilakukan, baik revitalisasi angkutan umum Bus Rapid Transit (BRT) ataupun non BRT, pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), dan Light Rail Transit (LRT).
Kemudian, untuk penambahan ruas jalan, pihaknya dibantu Dinas Bina Marga sedang melakukan pembangunan jalan layang TransJakarta Ciledug-Tendean, pembangunan simpang susun Semanggi dan sebagainya.
Lalu untuk pembatasan, pihaknya saat ini sedang melelang Elektronik Road Pricing (ERP), parkir mesin dan penerapan sistem ganjil genap.
Andri optimistis bila semuanya akan selesai berbarengan pada 2018 dan membuat kemacetan berkurang dan kecepatan rata-rata bisa mencapai batas ideal rata-rata 35 kilometer perjam.
"Penanganannya membutuhkan waktu. Dalam waktu dekat ini kami hanya bisa mengandalkan petugas di lapangan untuk mengurai kemacetan," kata Andri. (Dennis Destryawan)