Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejalan Kaki Bertaruh Nyawa di Jalan Margonda

Kompas.com - 27/08/2016, 16:00 WIB

Kawasan di sekitar lokasi kejadian itu, misalnya, tak dilengkapi rambu atau penanda khusus yang membuat pengendara memperlambat laju kendaraan, seperti polisi tidur dan marka jalan yang menandakan adanya penyeberangan jalan.

"Sebenarnya pembangunan jembatan penyeberangan justru tidak ramah bagi lansia ataupun penyandang disabilitas dan membuat orang tak teredukasi mengenai pentingnya menghormati pejalan kaki. Apalagi kerap terjadi kejahatan di jembatan penyeberangan. Paling ideal adalah zebra cross yang dilengkapi dengan pelican crossing (lampu lalu lintas untuk penyeberang jalan)," ungkap Alfred.

Di Jalan Margonda, ujar Alfred, sudah ada dua pelican crossing, yaitu di depan Kantor Wali Kota Depok dan di depan SD Pondok Cina 01 dekat Stasiun Pondok Cina. Namun, keduanya dalam kondisi rusak dan belum pernah berfungsi lagi selama dua tahun terakhir.

Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan, pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lainnya. Sayangnya tidak banyak yang memperhatikan hak para pejalan kaki, termasuk para penyandang disabilitas.

"Pemerintah harus serius mengatasi persoalan ini. Kami berharap ada terobosan baru di mana kota bisa menjamin keselamatan para pejalan kaki dengan menyediakan fasilitas umum yang memadai. Ketika pemerintah tak menyediakan itu, pemerintah dapat digugat," tuturnya.

Sekitar 30 mahasiswa UI pada Jumat sore juga melakukan aksi menuntut pemerintah hadir dalam melindungi warganya.

"Kasus Fevi ini momentumnya. Sebelumnya, hal serupa sering terjadi walau korbannya tidak meninggal dunia. Ini bukan lagi kecelakaan, tetapi sudah terjadi pembiaran," papar koordinator aksi, Reynaldi Ikhsan.

Para mahasiswa itu membentangkan spanduk bertuliskan "Jangan Lagi Ada Korban di Margonda". Mereka menuntut Pemkot Depok segera memberikan solusi untuk keamanan para pejalan kaki.

(Amanda Putri Nugrahanti)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Agustus 2016, di halaman 27 dengan judul "Bertaruh Nyawa di Jalan Margonda".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com