Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sling yang Pengait Tiang Pancang Itu Tiba-tiba Putus..."

Kompas.com - 17/10/2016, 16:42 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kontraktor pelaksana normalisasi Sungai Ciliwung disebut bertanggung jawab atas biaya rumah sakit, Muaf Jaelani (25), pekerja proyek yang harus diamputasi kakinya akibat tertimpa tiang pancang.

Hal ini disampaikan Matsani, saat ditemui di RS Premier, Jatinegara, Jakarta Timur, tempat Muaf menjalani perawatan. Matsani merupakan paman Muaf, sekaligus mekanik yang bekerja bersama Muaf di lokasi kejadian.

"Semua ditanggung pihak kontraktor, Sudah kemarin sudah ke sini, mereka yang ngurus. Sementara ini biaya rumah sakit, operasi dan kamar semua ditanggung," kata Matsani, Senin (17/10/2016).

Matsani menyatakan, kejadian yang menimpa Muaf merupakan musibah yang tidak terduga. Sebab, Matsani termasuk yang bertanggung jawab mengecek masalah alat. Tali sling yang dipakai untuk mengikat tiang pancang, lanjut Matsani, kondisinya baru.

"Kita setiap mulai kerja itu dari sling, segel, semua kita cek. Kalau itu memang tugas saya. Itu semua kondisi masih bagus dan baru," ujar Matsani.

"Kita enggak tahu namanya musibahkan. Di (tali) sling yang pengait tiang pancang itu tiba-tiba putus, langsung, Muaf ini kan ada di samping. Tanpa kita tahu langsung jatuh gitu aja nimpa kaki kanannya Muaf," ujar Matsani.

Matsani mengatakan, pekerja proyek normalisasi mengikuti aturan keselamatan, misalnya memakai pakaian, sepatu dan helm agar safety.

"Tapi kalau untuk beton gitu mana bisa kita tahan kan, namanya kecelakaan kerja kita enggak tahu," ujar Matsani.

Kondisi Muaf, masih dalam perawatan intensif. Pihak dokter terpaksa mengamputasi kaki Muaf karena luka parah yang dialami korban.

"Kondisi kakinya sudah 90 persen tidak memungkinkan, akhirnya diamputasi," ujar Matsani.

Kepala Humas Rumah Sakit Premier, Sukendar, mengatakan, Muaf sedang menjalani pemulihan serta tahap penyembuhan. Namun, untuk kepastian kapan dia bisa pulang, menunggu keputusan dokter. Saat ini Muaf berada di ruang ICU.

"Selain kaki kanan di amputasi, tangan kanan korban mengalami luka-luka, dan untuk korban dapat pulang itu menunggu kewenangan dokter, sambil melihat keadaan pasien seperti apa," ujar Sukendar.

Kompas.com masih mencoba mengonfirmasi kontraktor proyek dari PT Adhi Karya dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, Is Kabalai Cilicis soal kejadian tersebut.

Kompas TV Tertimpa Tiang Pancang, Kaki Korban Diamputasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com