Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiang Pancang di Bukit Duri Makan Korban, Murni Kecelakaan Kerja atau?

Kompas.com - 18/10/2016, 05:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hari Minggu (16/10/2016) menjadi hari yang mengubah hidup Muaf Jaelani (25), pekerja proyek normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Tali pengikat putus, menyebabkan tiang pancang yang sedang diangkat menimpa dirinya.

Memasuki hari ketiga, Selasa (18/10/2016), polisi masih melakukan penyelidikan atas penyebab jatuhnya tiang pancang yang membuat kaki kanan Muaf harus diamputasi tersebut. Selasa pagi atau siang, polisi berencana menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk melengkapi penyelidikan.

Hal yang belum terjawab, apakah kasus kecelakaan kerja itu murni musibah atau karena faktor kelalaian.

Kepala Polsek Tebet Komisaris Nurdin Arrahman mengatakan, jajarannya belum bisa menyimpulkan sebab kasus ini. Polisi masih mendalami kasus dengan memeriksa saksi dan menunggu hasil olah TKP.

Jika terbukti ada unsur kelalaian, maka bisa saja ada tersangka dalam kasus kecelakaan kerja tersebut.

"Kalau memang ada unsur kelalaian, maka ada yang ditetapkan tersangka. Namun, sekarang kami belum bisa katakan adanya kelalaian," kata Kepala Polsek Tebet Komisaris Nurdin Arrahman, di lokasi kejadian, Senin (17/10/2016).

Oleh karenanya, polisi akan memeriksa lagi prosedur operasi standar (SOP) yang dikerjakan pihak proyek untuk pemasangan tiang pancang tersebut.

Polisi juga akan memeriksa kualitas tali sling yang digunakan menarik tiang pancang, bagaimana kondisi tali tersebut dan berapa lama periode penggantiannya. Untuk itu, polisi akan memeriksa operator ekskavator, mandor proyek, dan lainnya.

"Karena itu SOP dan saksi ahli akan kami tanya," ujar Nurdin. (Baca: Pihak Kontraktor Tanggung Biaya Pengobatan Pekerja yang Tertimpa Tiang Pancang)

Bukan kelalaian, tetapi...

Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) belum melihat kasus yang dialami Muaf terjadi karena faktor kelalaian. Pasalnya, Kepala BBWSCC Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Is Kabalai Cilicis, mengatakan mendapat laporan kalau tali sling yang digunakan belum lama diganti.

"Itu masalah kecelakaan kerja. Jadi, macam (tali) sling itu informasi yang kita dapat, sudah empat hari yang lalu itu (pakai) sling baru sebenarnya, cuma putus dia," ujar Kabalai, Senin.

Dirinya menyatakan, semua informasi yang dibutuhkan aparat berwenang soal kejadian ini sudah disampaikan, termasuk mengenai apa saja yang dikerjakan di lokasi kejadian.

Sebagai kontraktor yang mempekerjakan Muaf, PT Adhi Karya membantu biaya pengobatan korban dan memberikan santunan. Pihak kontraktor menyatakan, investigasi kasus itu sedang berlangsung.

Paman korban, Matsani, menyatakan, kejadian yang menimpa Muaf merupakan musibah yang tidak terduga. Pasalnya, Matsani termasuk yang bertanggung jawab mengecek masalah alat.

Tali sling yang dipakai untuk mengikat tiang pancang, lanjut Matsani, kondisinya baru. Namun, entah mengapa bisa putus.

"Kami setiap mulai kerja itu dari sling, segel, semua kami cek. Kalau itu memang tugas saya. Itu semua kondisi masih bagus dan baru," ujar Matsani. (Baca: Polisi Selidiki Jatuhnya Tiang Pancang di Bukit Duri)

Matsani mengatakan, pekerja proyek normalisasi mengikuti aturan keselamatan, misalnya memakai pakaian, sepatu, dan helm agar memenuhi unsur keselamatan.

"Kalau untuk beton gitu mana bisa kita tahan kan. Namanya kecelakaan kerja, kita enggak tahu," ujar Matsani.

Kini, Muaf masih dalam perawatan intensif. Pihak dokter mengamputasi kaki Muaf karena luka parah yang dialami korban.

Pihak Humas Rumah Sakit Premier, Sukendar, mengatakan, korban sedang menjalani pemulihan serta tahap penyembuhan. Namun, untuk kepastian kapan korban bisa pulang, hal tersebut menunggu keputusan dokter. Hingga Senin, Muaf masih berada di ruang ICU.

Kompas TV Tertimpa Tiang Pancang, Kaki Korban Diamputasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com