Karena bahayanya tikus sebagai sumber penyakit ini, Djarot yakin gerakan basmi tikus akan menjadi gerakan yang membawa banyak hal positif bagi masyarakat. Djarot mengatakan, munculnya wacana program perburuan tikus dilatarbelakangi tidak adanya lagi predator alami bagi hewan pengerat yang dianggap sumber penyakit itu.
Secara alamiah, kata Djarot, predator bagi tikus adalah burung hantu dan ular. Namun, ia menyebut hewan-hewan tersebut bukan tipikal hewan yang bisa hidup di lingkungan perkotaan.
Djarot menyebut satu-satunya hewan perkotaan yang bisa dijadikan predator bagi tikus got adalah kucing.
"Ya, kalau di kota predatornya siapa? Kucing. Tapi kucing sudah enggak berani sama tikus," ujar Djarot.
Menurut Djarot, kucing kota tidak berani menangkap tikus got karena ukuran tubuhnya yang sudah hampir menyamai ukuran kucing. Djarot menceritakan pengalaman saat adanya kegiatan perburuan tikus di Balai Kota DKI Jakarta pada tahun lalu.
Selain itu, dalam sebuah perjalanan saat berkendara, ia mengaku pernah menabrak seekor tikus got.
"Waktu safari Ramadhan di salah satu perkampungan, habis shalat tarawih pas lewat sempat nabrak tikus gede banget. Tak pikir kucing," ujar Djarot. (Baca: Dinkes DKI: Banyak Tikus di Jakarta tetapi Angkanya Tidak Menonjol)
Beda pendapat dengan Ahok
Sementara itu, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok setuju dengan adanya program ini. Namun jika rencana itu terealisasi, Ahok memastikan program tersebut hanya berjalan satu kali. Sebab, Ahok menengarai akan banyak pihak yang mengambil keuntungan jika terus menangkap tikus.
"Kalau itu dilaksanain terus menerus, nanti orang malah pelihara, jualan tikus," kata Ahok.
Namun, Djarot mengaku sudah menyiapkan langkah antisipasi. Ia mengancam akan menangkap warga yang dengan sengaja beternak tikus.
"Kalau ada yang ternak tikus ya gampang, nanti yang ternak yang ditangkap. Peternaknya kami tangkap," kata Djarot.
Berbeda dengan Ahok yang ingin program tersebut hanya berjalan sekali, Djarot justru ingin agar program tersebut berjalan secara berkesinambungan. Jika sukses, ia bahkan ingin program tersebut dianggarkan kembali pada tahun 2017.
Selain bertujuan untuk mengatasi ancaman tikus sebagai sumber penyakit, Djarot menyebut ada pesan lain yang juga ingin disampaikan. Pesan itu disebutnya ditujukan kepada para "tikus berdasi".
Para "tikus berdasi" yang dimaksudkan Djarot adalah aparat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang gemar melakukan pungutan liar saat memberikan pelayanan ke masyarakat.
"Jadi message-nya bukan hanya memburu tikus-tikus got, tapi juga yang ada di kantor-kantor, tikus yang berdasi. Kami juga akan membasmi tikus-tikus di kantor pelayanan," pungkasnya. (Baca: Program Berburu Tikus Got dan Pesan untuk "Tikus Berdasi")
Gerakan basmi tikus sendiri rencananya akan efektif dimulai pada bulan depan. Menurut Djarot, gerakan basmi tikus akan dikoordinasi oleh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan, dibantu oleh Dinas Kebersihan dan Dinas Pertamanan dan Gedung Pemerintahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.