Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Ingin Jadikan Kampung Nelayan di Jakarta seperti di San Francisco

Kompas.com - 03/11/2016, 20:44 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat mendatangi kampung nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara, calon wakil gubernur DKI Sandiaga Uno menerima sejumlah keluhan dari warga, Kamis (3/11/2016). Warga yang mayoritas bekerja sebagai pengolah ikan asin mengeluhkan kenaikan retribusi untuk lahan yang mereka tinggali saat ini.

Tokoh masyarakat di kampung nelayan, Haryono, menjelaskan, pihak UPT Perikanan Muara Angke menaikkan retribusi lahan dari biaya yang semula Rp 75.000 per satu unit rumah per bulannya menjadi Rp 100.000 per meter.

Rata-rata warga menempati lahan seluas 150 meter untuk tempat tinggal dan tempat pengolahan ikan.

"Kalau dulu mereka minta per unit, sekarang diminta per meter. Bayangkan berapa kenaikannya," ujar Haryono.

Hal yang lebih mengkhawatirkan, kata Haryono, sejak dua tahun lalu, UPT Perikanan tidak lagi mau menerima retribusi yang diberikan warga tanpa alasan yang jelas. Isu yang beredar, UPT Perikanan berniat menggusur lahan yang mereka tempati.

Menanggapi keluhan warga itu, Sandiaga berjanji akan segera memberikan solusi. Menurut Sandiaga, seharusnya warga serta lahan di kampung nelayan diberdayakan untuk meningkatkan roda perekonomian di Jakarta. (Baca: Sandiaga Bercita-Cita Membangun Rusunami untuk Warga Jakarta)

Sandiaga menambahkan, lahan yang berada di pinggir laut jelas memiliki nilai keekonomian yang tinggi.

Hal itu, menurut dia, bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk dijadikan tempat hiburan layaknya fisherman wharf yang ada di San Francisco. Namun, pemerintah harus melibatkan warga yang tinggal di kawasan itu.

"Kalau mau beli ikan bisa datang ke mari, dan ini bisa jadi geliat ekonomi," ujar Sandiaga.

Kompas TV Sandiaga Uno: Saya Siap Dipilih dan Siap Belum Dipilih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com